Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Fatahillah panglima perang asal Kesultanan Demak dan Cirebon yang sangat disegani pada masanya. Dikutip dari perpustakaan.kemendagri.go.id, Fatahillah dikenal sebagai panglima pemberani, tak gentar memperjuangkan hak rakyat dan tegas sebagai pemimpin. Dan tanggal 22 Juni merupakan hari bersejarah terbentuknya Kota Jakarta setelah Fatahillah memenangi pertempuran sengit atas Portugis.
Fatahillah pun didaulat menjadi pemimpin di Sunda Kelapa sebagai gubernur, dirinya mengganti nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta yang nantinya menjadi cikal bakal kota Jakarta. Atas jasanya yang luar biasa tersebut, nama Fatahillah kerap diabadikan menjadi nama-nama fasilitas umum publik. Apa saja?
1. Museum Fatahillah
Dilansir dari Asosiasi Museum Indonesia, mulanya Museum Fatahillah yang dulunya bernama Museum Sejarah Jakarta sudah ada bahkan sejak VOC masih menguasai Batavia (kini Jakarta) tetapi masih digunakan sebagai gedung balaikota. Barulah pada tahun 1968 pasca diserahkannya bangunan ke Pemda DKI lantas gedung dialihfungsikan sebagai museum pada 1974. Untuk itu koleksi museum didominasi oleh tinggalan Belanda seperti mebel, perabotan rumah tangga, senjata, keramik, peta, hingga buku bacaan. Pasca kemerdekaan koleksi museum ditambah dari koleksi Museum Nasional. Museum ini berada di Jalan Fatahillah No. 1, Pinangsia, Jakarta Barat.
2. Masjid Fatahillah
Berada dekat di kompleks Balai Kota DKI Jakarta, Masjid Fatahillah kerap menjadi sorotan dengan desainnya yang klasik tetapi tampak mewah. Masjid ini baru berdiri pada tahun 2016 lalu dengan penandatanganan prasasti yang dilakukan oleh Presiden Jokowi. Dikutip dari biroumum.jakarta.go.id, Masjid Fatahillah dapat menampung 1.000 jamaah salat setelah dilakukan renovasi dan digunakan oleh warga maupun pejabat DKI Jakarta sebagai tempat ibadah umum. Nama Fatahillah dipilih selain merepresentatifkan panglima berjasa juga bermakna indah yakni Kejayaan Allah.
3. Kapal Perang Fatahillah
Dilansir dari Antara, nama Fatahillah juga diabadikan dalam Kapal Perang Indonesia oleh Komando Armada (Koarmada) III pada 21 Mei 2023 lalu. Kapal perang tersebut dihadirkan bersama KRI Malahayati sebagai upaya memperkuat pertahanan di laut Pasifik. KRI Fatahillah mengarungi seluruh wilayah yang menjadi tanggungjawab Koarmada III. Kapal ini merupakan kapal pertama dari kapal perang jenis Perusak Kawal Berpeluru Kendali kelas Fatahillah milik TNI AL. Terinspirasi dari Panglima Fatahillah KRI ini telah dibuat sejak tahun 1979 dengan berat 1.450 ton, panjang 8.385 meter, lebar 1.110 meter, draft 330 meter, kecepatan 21 knot, dan menampung awak kapal berjumlah 82 orang.
4. Sekolah Tinggi Teknologi Fatahillah Cirebon
Berfokus pada pendidikan Sains dan teknologi STT Fatahillah yang berlokasikan di Cirebon telah berdiri sejak 13 Mei 1992. Nama sekolah diambil dari sosok Fatahillah karena kegigihan dan keberaniannya yang berhasil membawa masa keemasan dan kejayaan Islam di Banten. Dikutip dari sttfatahillah.ac.id, kampus ini memiliki 3 program studi utama yakni Teknik Mesin, Teknik Elektro, dan Teknik Kimia. Menawarkan pendidikan berkualitas baik, STT Fatahillah tidak membebankan biaya kuliah tinggi terhadap peserta didiknya. Pun telah disediakan sejumlah beasiswa yang dapat diikuti oleh para mahasiswanya.
5. Lapangan Fatahillah
Masih di kawasan Kota Tua Jakarta, lapangan berupa Taman Fatahillah ini dilansir dari Indonesia Virtual Tour dulunya bernama Stadhuisplein yang di sekitarnya berdiri bangunan tua khas Belanda. Pengunjung dapat melihat sejumlah fasilitas publik di sini seperti Museum Fatahillah, Museum Wayang, Kantor Pos Kota, hingga bekas gedung Pengadilan Tinggi Batavia yang dialihfungsikan sebagai Museum Seni Rupa dan Keramik.
6. Halte Fatahillah
Halte busway Fatahillah menjadi transit pemberhentian Bus Transjakarta Koridor XII dengan rute Pluit-Tanjung Priok yang diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta pada 14 Februari 2013 lalu. Halte ini terletak dekat dengan Museum Fatahillah yang memudahkan transportasi umum para pengunjung guna pulang-pergi.
Pilihan Editor: Ridwan Saidi Sebut Raden Fatahillah Yahudi, Ini Kata Arkeolog
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini