Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

arsip

Sosok Fatahillah Tak Bisa Dilepaskan dari Sejarah HUT Jakarta

Di balik HUT Jakarta ke-495 tahun. Terdapat sosok Fatahillah yang berjuang melawan Portugis merebut Sunda Kelapa dan menggantinya menjadi Jayakarta.

22 Juni 2022 | 15.25 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini tanggal 22 Juni 2022 dinyatakan sebagai hari ulang tahun Jakarta ke-495 tahun. Sejarah HUT Jakarta erat kaitannya dengan peristiwa pengusiran Portugis dari Pelabuhan Sunda yang dipimpin Fatahillah.

Siapakah Fatahillah

Fatahillah memiliki nama asli Faddilah Khan. Sementara orang Portugis menyebutnya Fatehelan. Ia juga dikenal sebagai Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati. Ia sendiri berasal dari Pasai, Aceh Utara. Namun, ia perlu meninggalkan tempat tersebut karena telah diserang dan dikuasai Portugis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Disarikan dari berbagai sumber, Fatahillah merupakan seorang tokoh Islam dan termasuk dalam salah satu Wali Sanga. Ia masif menyebarkan agama Islam di banyak wilayah, khususnya di pesisir utara pulau Jawa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia juga pandai dalam berperang daberdiplomasi. Hal ini dibuktikan dalam seri buku seri bukunya João de Barros yang berjudul Décadas, ia menjelaskan bahwa bahwa kapal kapal brigantin armada Duarte Coelho yang terdampar di Sunda Kelapa dilumpuhkan oleh pasukan Fatahillah pada akhir November 1526.

Pada tahun berikutnya, ia diamanahi sebagai panglima dari Pasukan Cirebon yang bersekutu dengan dengan Demak. Ia berhasil menyerang Sunda Kelapa yang mayoritas adalah beragama Hindu.

Sunda Kelapa akhirnya berganti nama menjadi Jayakarta. Nama Jayakarta memiliki arti “kemenangan yang sempurna”. Namun, Jayakarta hanya bertahan selama tahun 1527-1619.

Seiring berjlanannya waktu, JP Coen beserta pasukannya menduduki Jayakarta. Mereka mengganti nama Jayakarta menjadi Batavia dari periode 1619-1942. Baru ketika Jepang datang, Batavia berganti nama menjadi Jakarta.

Jauh sebelum itu, Fatahillah telah meninggalkan Banten dan menyerahkan kekuasaanya kepada putranya, Maulana Hasanuddin pada 1552. Lalu, ia menetap di Cirebon hingga wafat pada 1570.

Sebagai penghargaan atas jasa-jasanya, kini namanya diabadikan dalam berbagai tempat. Di antarnya adalah Masjid Fatahillah, Museum Fatahillah, Sekolah Tinggi Teknologi Fatahillah, KRI Fatahillah, dan juga Lapangan Fatahillah.

FATHUR RACHMAN

https://tekno.tempo.co/read/1244399/ragam-kisah-raden-fatahillah-disebut-yahudi-sampai-habib

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus