Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kampung Tanah Merah yang berdekatan dengan Depo Pertamina Plumpang menyimpan sejumlah cerita dan asal-usul yang panjang. Kisah tentang permukiman yang kerap dianggal ilegal ini antar lain datang dari temuan benda-benda dari dalam tanah kampung tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketua RT 10 RW 07 Tanah Merah, Sudiyono kepada Tempo bercerita, dahulunya, tanah tempat mereka tinggal adalah sawah dan tempat menanam kangkung, bahkan warga sempat temukan guci antik dan bangunan musala seperti padasan atau tempat wudhu dan kolah atau seperti kamar mandi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kalau dibilang rawa enggak, sawah,” kata Sudiyono saat berbincang-bincang dengan Tempo, Minggu, 12 Maret 2023.
Ia mengaku tidak tahu pasti apalah Kampung Tanah Merah dahulunya rawa, meski demikian pada saat dia tinggal di Kelurahan Rawa Badak, area itu sudah menjadi pemukiman, dan area sekitar Rawa Badak masih sawah dan tempat menanam kangkung.
Penjelasan lain datang dari Purwanto Sekjen Forum Komunikasi Tanah Merah Bersatu (FKTMB). Ia bercerita pada 2002, saat awal ia tinggal di kampung Tanah Merah, ia masih menemukan ada sawah dan lahan yang ditumbuhi kangkung.
“Saya masuk 2002 itu aja di Tugu Selatan masih tanah padi, tanah kangkung itu masih. Bukan rawa. Memang sawah untuk kegiatan sosial ekonomi, kalau sawah mungkin bahasa irigasinya belum bagus itu genangannya agak tinggi itu ditanaminnya kangkung. Ada sebagian, Rawa Badak sudah pemukiman,” kata Purwanto.
Ia mengatakan ada orang tua di Tanah Merah bernama Usman yang sudah meninggal, sempat menemukan beberapa barang saat menggali fondasi rumah. Barang yang ditemukan di antaranya adalah padasan dari gerabah dan kolah. Penemuan itu sekitar 1995. Selain itu, ada warga yang menemukan guci di tahun yang sama.
“Hal ini menunjukkan ada kehidupan sebelumnya,” kata dia. Cerita-cerita tentang asal-usul Kampung Tanah Merah terungkap lagi setelah kebekaran Depo Pertamina Plumpang pada Jumat, 3 maret 2023 lalu.
Meski demikian, barang-barang itu saat ini sudah tidak diketahui keberadaannya karena kurangnya perhatian dari pemerintah dan warga Tanah Merah yang tidak tahu untuk lapor ke mana.
“Agak repot juga, kalau saat itu pemerintah hadir. Terutama dinas purbakala segera menangkap menindaklanjuti itu akan segera teridentifikasi. Tapi jangankan tentang artefaknya. Manusianya saja tidak dianggap. Masyarakat bingung laporan ke mana,” tuturnya.