Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Kisah Iis Korban Kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Tak Bisa Lagi Merias Pengantin Karena Jari Diamputasi

Jadi korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Iis harus kehilangan empat jarinya. Kondisinya kini mulai pulih setelah mengalami luka bakar.

14 September 2024 | 10.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Iis Ernayati, salah satu korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang, saat ditemui di Kampung Tanah Merah, Jakarta Utara, Jumat, 13 September 2024. Iis menderita cacat fisik dan luka bakar hingga wajah akibat kebakaran yang terjadi pada Maret 2023 lalu. TEMPO/Sultan Abdurrahman

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Iis Ernayati, 26 tahun, sudah satu tahun lebih tidak bekerja. Dia sempat menekuni karier sebagai perias pengantin hingga setahun lalu. Namun, pekerjaan itu sudah tak bisa lagi dia lakukan sejak kehilangan empat jarinya dalam kebakaran di Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara pada 3 Maret 2023 lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kebakaran itu membuat Iis menderita cacat fisik dan luka bakar hingga wajah. Iis juga kehilangan lima anggota keluarganya dalam kejadian nahas tersebut. “Yang meninggal ibu saya dan keponakan saya empat. Saya yang hidup, tapi ya begini, cacat,” kata Iis kepada Tempo di Kampung Tanah Merah, Jakarta Utara pada Jumat, 13 September 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Rumah Iis sebenarnya masih berjarak satu kilometer lebih dari depo bahan bakar minyak (BBM) milik PT Pertamina Patra Niaga yang terbakar. Dia dan keluarganya sedang melintas dekat Depo Plumpang saat ledakan terjadi.

Iis berkata hidupnya berubah setelah menjadi korban kebakaran tersebut. “Saya juga tangannya diamputasi jarinya, saya sudah enggak bisa kerja lagi, sudah enggak bisa rias pengantin lagi,” ucap Iis.

Saat masih bekerja, Iis rutin mendapatkan pesanan merias pengantin yang dia lakukan bersama beberapa orang lainnya. Iis berujar dia dan timnya bisa mendapat penghasilan hingga Rp 5 juta setiap pekan. Tim Iis sempat mengajak dia kembali menekuni pekerjaan tersebut. “Cuma saya sudah enggak bisa lagi,” kata Iis.

Iis sempat dirawat di Rumah Sakit Pertamina Pusat (RSPP) saat kondisinya masih kritis selepas kebakaran. Setelah keluar rumah sakit, dia menghabiskan lebih banyak waktu di rumah. Iis menyampaikan kulitnya kini lebih sensitif dan mudah terluka. “Enggak bisa keluar. Kulitnya itu sudah enggak bisa kena matahari. Kalau kena matahari kayak begini, sudah merah semua, gatal-gatal,” ujar dia.

Saat ini, Iis mengatakan dirinya belum bisa fokus mencari pekerjaan baru. Iis berujar ingin berobat untuk memperbaiki kondisi fisik dan mentalnya setelah kebakaran.

“Kayak traumanya juga masih sampai sekarang. Kalau melihat api ya takut. Orang mikir sudah setahun lalu, kalau saya masih terus. Dari rumah sakit juga dapat obat tenang,” ucap Iis.

Pada Oktober 2023, Iis dan sejumlah korban kebakaran Depo Plumpang menggugat PT Pertamina Patra Niaga ke Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan atas kerugian yang mereka alami. Majelis Hakim mengabulkan sebagian gugatan mereka dan menghukum anak perusahaan Pertamina itu untuk memberikan ganti rugi Rp 23,1 miliar dalam sidang putusan yang berlangsung Kamis, 12 September 2024.

Iis berharap PT Pertamina Patra Niaga tidak mengajukan banding atas vonis tersebut. “Semoga terketuk hatinya untuk segera membayarkan hak kita, hak warga, hak saya, hak keluarga saya, semoga enggak ada banding, semoga biar cepat selesai lah penderitaan kita,” kata Iis.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus