Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Alasan Polygon Belum Serius Garap Sepeda Lipat

Asosiasi Pengusaha Sepeda Indonesia atau Apsindo menyebut pangsa pasar sepeda lipat saat ini berada pada kisaran 60 persen.

10 Juli 2020 | 13.10 WIB

Warga saat memilih sepeda yang akan dibeli di Pasar Rumput, Manggarai, Jakarta, Senin, 22 Juni 2020. Jumlah pengguna sepeda di Jakarta meningkat 10 kali lipat dari sebelumnya, pada masa Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB transisi. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Perbesar
Warga saat memilih sepeda yang akan dibeli di Pasar Rumput, Manggarai, Jakarta, Senin, 22 Juni 2020. Jumlah pengguna sepeda di Jakarta meningkat 10 kali lipat dari sebelumnya, pada masa Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB transisi. TEMPO/Hilman Fathurrahman W

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Pengusaha Sepeda Indonesia atau Apsindo menyebut pangsa pasar sepeda lipat saat ini berada pada kisaran 60 persen, sepeda gunung (MTB) sebesar 30 persen, dan sisanya City Bike. Lantas kenapa Polygon belum melirik segmen yang gemuk ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Mungkin ini sedikit lebih kepada masalah ideliasme, karena kita selalu memikirkan soal orisinalitas," kata Direktur Utama Polygon Bikes Indonesia, William Gozali, Rabu, 8 juli 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

William menilai jika sepeda lipat memiliki banyak teknologi, yang menyangkut soal keamanan dan keselamatan. Sepeda lipat kata dia, sejatinya berbahaya bagi konsumen jika tidak diproduksi dengan baik.

"Khususnya di bagian pengunci lipatan frame," ujar William.

Oleh karena itu, sejauh ini Polygon masih dalam tahap mempelajari bagaimana caranya menciptakan teknologi supaya keamanan sepeda lipat lebih terjamin. "Kami memang agak terlambat untuk sepeda lipat," tutur dia.

Merujuk situs Polygon Indonesia, setidaknya baru ada dua sepeda lipat yang dijual dengan kisaran harga Rp 4 juta sampai Rp 4,6 juta. Yaitu, Polygon Urbano 3 dan Polygon Urbano I3.

"Kedepannya kami lihat apa yang bisa kami tambahkan lagi," ujarnya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus