Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dalam perjalanan waktu kemudian, keindonesiaan Aceh, yang berpenduduk muslim itu, diuji oleh berbagai deraan sosiologis. Aceh mengalami empat periode sejarah: zaman kerajaan Aceh, zaman penjajahan Belanda, zaman pendudukan Jepang, dan zaman kemerdekaan. Darah pertama (the first blood) memercik di Aceh pada 1873, ketika Belanda mulai āmengusikā Aceh. Sekitar 70.000 warga Aceh dilaporkan mati syahid dalam perang Aceh Vs Belanda dari 1873 hingga 1914. Ironisnya, konflik di Aceh berlanjut hingga masa kemerdekaan Republik Indonesia. Amnesia sejarah begitu cepat menyerang Jakarta. Aceh diberlakukan secara politik tidak sebagai sumber spirit keindonesiaan, tetapi hanya sekadar sebagai kepingan tanah berupa provinsi.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo