Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Berita Tempo Plus

Aljumhuriyah Alindunisiah di Simpang Jalan

Ironi sejarah: Aceh justru ingin memisahkan diri dari Indonesia—negeri yang nasionalismenya dia ilhami.

14 November 1999 | 00.00 WIB

Aljumhuriyah Alindunisiah di Simpang Jalan
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Dalam perjalanan waktu kemudian, keindonesiaan Aceh, yang berpenduduk muslim itu, diuji oleh berbagai deraan sosiologis. Aceh mengalami empat periode sejarah: zaman kerajaan Aceh, zaman penjajahan Belanda, zaman pendudukan Jepang, dan zaman kemerdekaan. Darah pertama (the first blood) memercik di Aceh pada 1873, ketika Belanda mulai ā€mengusikā€ Aceh. Sekitar 70.000 warga Aceh dilaporkan mati syahid dalam perang Aceh Vs Belanda dari 1873 hingga 1914. Ironisnya, konflik di Aceh berlanjut hingga masa kemerdekaan Republik Indonesia. Amnesia sejarah begitu cepat menyerang Jakarta. Aceh diberlakukan secara politik tidak sebagai sumber spirit keindonesiaan, tetapi hanya sekadar sebagai kepingan tanah berupa provinsi.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
Ā© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus