Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Antisipasi Banjir, Anies Sebut 2,5 Juta Meter Lumpur Dikeruk dalam 5 Tahun

"Hingga saat ini, Dinas SDA DKI Jakarta masih melakukan pengerukan di sejumlah sungai di Jakarta untuk menekan endapan lumpur," ucap Anies

22 September 2022 | 09.38 WIB

Kegiatan pengerukan dan pengepokan lumpur oleh Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta di Kali Ciliwung Banjir Kanal Barat (BKB), Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa, 2 November 2021. Gerebek Lumpur adalah pengerukan dan pengepokan lumpur yang dilakukan di seluruh wilayah DKI Jakarta, salah satunya di Kali Ciliwung BKB. TEMPO/Daniel Christian D.E
Perbesar
Kegiatan pengerukan dan pengepokan lumpur oleh Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta di Kali Ciliwung Banjir Kanal Barat (BKB), Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa, 2 November 2021. Gerebek Lumpur adalah pengerukan dan pengepokan lumpur yang dilakukan di seluruh wilayah DKI Jakarta, salah satunya di Kali Ciliwung BKB. TEMPO/Daniel Christian D.E

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Sumber Daya Air (SDA) sepanjang 2018 hingga 2022 telah melaksanakan pekerjaan pengerukan lumpur di delapan sungai yang selama ini menjadi penyumbang banjir di Ibu Kota. 

Pekerjaan pengerukan yang berlangsung selama lima tahun itu  diklaim sudah berhasil mengangkat 2,5 juta meter kubik lumpur, sebut Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan di Balai Kota Jakarta, Rabu.

"Hingga saat ini, Dinas SDA DKI Jakarta masih melakukan pengerukan di sejumlah sungai di Jakarta untuk menekan endapan lumpur," ucap Anies dalam sosialisasi rencana detail tata ruang (RDTR), Rabu, 21 September 2022 dikutip dari Antara.

Anies mengatakan  banjir masih menjadi tantangan di DKI Jakarta mengingat curah hujan intensitas yang luar biasa tinggi bisa terjadi dalam waktu amat pendek. "Kondisi demikian tidak hanya terjadi di Jakarta saja tetapi juga kota-kota besar di berbagai  negara," ujar Anies.

Dengan mengeruk endapan lumpur maka memberikan ruang atau kapasitas volume air sungai lebih besar sehingga meminimalkan luapan air.

Anies mengklaim dampak banjir saat ini terkendali selain didukung pengerukan juga pembangunan enam waduk.

Saat ini, ada empat waduk pengendali banjir yang sedang dalam tahap final yakni  Waduk Brigif dan Waduk Lebak Bulus di Jakarta Selatan serta Waduk Pondok Ranggon dan Waduk Wirajasa di Jakarta Timur.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menambahkan selain itu masih ada pembangunan sembilan sistem pompa baru, pembangunan dua kilometer tanggul pantai dan 28 ribu drainase vertikal.

Ia menyebut Jakarta mengalami curah hujan tertinggi pada 2020 tapi dampak yang dirasakan lebih kecil dibandingkan tahun sebelumnya.

Anies memaparkan pada 1 Januari 2020, tingkat curah hujan di Jakarta paling tinggi mencapai 377 milimeter per hari dengan dampak banjir terjadi 390 titik dengan luas area terdampak banjir mencapai 156 kilometer.

Apabila dibandingkan pada 2 Februari 2007, kata Anies, tingkat curah hujan mencapai 340 milimeter per hari dengan area terdampak banjir mencapai 955 titik dengan luas area mencapai 455 kilometer.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus