Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketika menyantap makanan atau minuman produksi industri, ada hal yang perlu diperhatikan untuk tetap menjaga kesehatan. Adapun salah satunya kandungan gula dari produk yang dikonsumsi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gula rafinasi telah mengalami proses pemurnian untuk menghilangkan molase (tetes tebu). Kristal putih sebutan untuk gula itu. Warna putihnya sangat kentara jika dibandingkan gula mentah yang kecokelatan. Gula putih memang mengesankan butiran yang bersih.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tapi sebetulnya, gula rafinasi ini jika dikonsumsi bisa meningkatkan risiko penyakit jantung dan diabetes tipe 2, seperti dikutip dari situs web informasi kesehatan Healthline.
Gula rafinasi digunakan untuk produk makanan yang banyak beredar di pasaran. Ahli gizi dari Institut Pertanian Bogor, Hardinsyah mengatakan, gula rafinasi pun digunakan sebagai pemanis dalam industri makanan, antara lain sirop, biskuit, roti, kue. Sebetulnya, gula konsumsi langsung maupun rafinasi memiliki kandungan yang cenderung sama.
Konsumsi gula terlalu banyak dapat meningkatkan risiko kadar gula darah dan obesitas (kegemukan). Sebab itulah, Hardinsyah menjelaskan, jika mengonsumsi gula itu tak lebih dari batas normal. “Tidak lebih dari 40 gram sehari (kurang dari 10 persen asupan energi),” kata Hardinsyah.
TATA FERLIANA