Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Dianggap Sama, Ini Perbedaan Soun dan Bihun

Berbeda dengan bihun yang terbuat dari tepun beras, soun terbuat dari pati kacang hijau, umbi, sagu, aren, dan midro atau ganyong.

26 Februari 2022 | 15.41 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian orang mungkin menganggap soun dan bihun adalah adalah mi putih yang sama. Namun, keduanya ternyata berbeda.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Melansir dari buku “Membuat Bihun, Kwetiau, dan Sohun Sehat” (2009), soun berasal dari Cina. Dalam bahasa Mandarin dan Kanton, ia disebut “fan sa” dan “fan si” yang berarti “mi benang”. Ia juga memiliki nama lain, seperti, dong fen, tanghun, dongmyeon, sotanghon, dan woon sen.   

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berbeda dengan bihun, soun terbuat dari pati kacang hijau, umbi (kentang, ubi jalar, dan tapioka), sagu, aren, dan midro atau ganyong. Berbeda negara, berbeda pula bahan baku pembuatan soun.

Di Indonesia, soun terbuat dari bahan dasar pati tapioka atau pati sagu aren. Di Cina, ia terbuat dari pati kacang hijau. Di Korea, ia terbuat dari pati ubi jalar. Sedangkan di Jepang, ia terbuat dari pati kentang.

Biasanya, soun direndam hingga agak lunak atau direbus sebelum digunakan untuk masakan tumis dan sup. Tanpa direndam air terlebih dahulu, soun juga bisa langsung digoreng hingga garing dan digunakan sebagai alas atau penghias makanan.

Dalam masakan Indonesia, soun biasanya digunakan sebagai bahan dalam masakan bakso, tekwan, soto, pempek model, kimlo, dan sup.

Bihun, mengutip dari buku “Membuat Mi dan dan Bihun” pada 2000, berasal dari bahasa Cina “bie” yang berarti “beras” dan “hun” yang berarti “tepung”. Sehingga Bihun secara harfiah berarti “tepung beras”.

Tak hanya di Indonesia, Bihun juga dikenal di negara lain dengan nama yang berbeda. Ia disebut juga sebagai bihon, bijon, bifun, mehon, dan vermicelli.

Seperti namanya, bihun terbuat dari tepung beras. Caranya, beras digiling menjadi tepung, lalu dimasak dan dicetak menjadi benang-benang. Kemudian dikeringkan dan dijual dalam lipatan empat persegi panjang. 

Pemanfaatan bihun selama ini masih terbatas pada makanan jajanan seperti bakso, ketoprak, isi lumpia, tahu isi, laksa, bihun kuah, dan bihun goreng. Untuk melengkapi kandungan gizinya, pembuatan bihun ditambahkan bahan lain seperti wortel, bayam, bit, kedelai, jagung, dan ikan.

AMELIA RAHIMA SARI

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus