Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Goenawan Mohamad: Sapardi Djoko Damono Wafat karena Sakit

Salah satu puisi Sapardi Djoko Damono yang liriknya paling diingat kalangan sastra, yakni "Aku Ingin". Puisi itu ditulis dalam waktu 15 menit.

19 Juli 2020 | 13.30 WIB

Suasana rumah duka sastrawan Sapardi Djoko Damono di  Kompleks Dosen UI Ciputat, Tangerang Selatan. Tempo/Muhammad Kurnianto.
Perbesar
Suasana rumah duka sastrawan Sapardi Djoko Damono di Kompleks Dosen UI Ciputat, Tangerang Selatan. Tempo/Muhammad Kurnianto.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Sastrawan Goenawan Mohamad mengucapkan belasungkawa atas wafatnya sastrawan Sapardi Djoko Damono yang berpulang pada Minggu, 19 Juli 2020, pukul 09.17. "Innalilahi wa inailahi roji’un: Penyair Sapardi Djoko Damono wafat pagi ini setelah beberapa bulan sakit. Maret 1940-Juli 2020." Pendiri Majalah Tempo itu mencuit di akun Twitter, @gm_gm.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Sastrawan Sapardi wafat di Rumah Sakit Eka Hospital BSD, Tangerang Selatan, pada usia 80 tahun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Salah satu puisi yang liriknya paling diingat, yakni "Aku Ingin". Puisi itu ditulis dalam waktu 15 menit dan dimuat di sebuah koran sore sebelum menjadi terkenal di kalangan pembaca sastra.

Guru besar Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia itu tak hanya menulis puisi, namun juga menulis novel dan menerjemahkan sejumlah karya sastra.

Dua karya penerima Nobel Sastra yang diterjemahkan Sapardi, yaitu Lelaki Tua dan Laut (Ernest Hemingway, The Old Man and the Sea) dan Amarah I dan II (John Steinbeck, The Grapes of Wrathdan).

IHSAN RELIUBUN | ENDRI KURNIAWATI

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus