Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

teroka

9 Puisi Sapardi Djoko Damono Ini Tak Lekang oleh Zaman

Sederet puisi indah milik Sastrawan Sapardi Djoko Damono ini tak lekang oleh zaman dan menempati tempat khusus di hati penggemarnya.

27 September 2023 | 16.47 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sapardi Djoko Damono merupakan sastrawan, penulis, dan pujangga yang lahir pada 20 Maret 1940 di Solo, Jawa Tengah. Sosok penyiar Tanah Air yang berhasil menginspirasi banyak generasi muda ini, tutup usia pada 19 Juli 2020 dalam usia 80 tahun karena penurunan fungsi organ tubuh. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berkat usahanya dan kerja kerasnya yang rajin menulis sejak di bangku sekolah, Sapardi Djoko Damono berhasil menulis karya puisi yang dikirimkan ke berbagai majalah. Ia melahirkan 38 karya sastra yang dipublikasikan ke seluruh Indonesia. Untuk mengenang karya indah SDD, mari ketahui 9 puisi Sapardi Djoko Damono berikut ini.

1. Hujan Bulan Juni

Tak ada yang lebih tabah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

dari hujan bulan Juni

Dirahasiakannya rintik rindunya

kepada pohon berbunga itu


Tak ada yang lebih bijak

dari hujan bulan Juni

Dihapusnya jejak-jejak kakinya

yang ragu-ragu di jalan itu


Tak ada yang lebih arif

dari hujan bulan Juni

Dibiarkannya yang tak terucapkan

diserap akar pohon bunga itu

2. Yang Fana Adalah Waktu

Yang fana adalah waktu

Kita abadi memungut detik demi detik, merangkainya seperti bunga

sampai pada suatu hari

kita lupa untuk apa

“Tapi, yang fana adalah waktu, bukan?” tanyamu.

Kita abadi

3. Pada Suatu Hari Nanti

Pada suatu hari nanti

Jasadku tak akan ada lagi

Tapi dalam bait-bait sajak ini

Kau tak akan kurelakan sendiri


Pada suatu hari nanti

Suaraku tak terdengar lagi

Tapi di antara larik-larik sajak ini


Kau akan tetap kusiasati,

Pada suatu hari nanti

Impianku pun tak dikenal lagi

Namun di sela-sela huruf sajak ini

Kau tak akan letih-letihnya kucari

4. Sajak Kecil Tentang Cinta

Mencintai angin harus menjadi siut

Mencintai air harus menjadi ricik


Mencintai gunung harus menjadi terjal

Mencintai api harus menjadi jilat


Mencintai cakrawala harus menebas jarak

Mencintai-Mu harus menjelma aku

5. Kuhentikan Hujan

Kuhentikan hujan

Kini matahari merindukanku, mengangkat kabut pagi perlahan

Ada yang berdenyut dalam diriku

Menembus tanah basah


Dendam yang dihamilkan hujan

Dan cahaya matahari

Tak bisa kutolak

Matahari memaksaku menciptakan bunga-bunga

6. Aku Ingin

Aku ingin mencintaimu

Dengan sederhana

Dengan kata yang tak sempat

Diucapkan kayu kepada api

Yang menjadikannya abu..


Aku ingin mencintaimu

Dengan sederhana

Dengan isyarat yang tak sempat

Disampaikan awan kepada hujan

Yang menjadikannya tiada

7. Dalam Diriku

Dalam diriku mengalir sungai panjang

Darah namanya


Dalam diriku menggenang telaga darah

Sukma namanya


Dalam diriku meriak gelombang sukma

Hidup namanya


Dan karena hidup itu indah

Aku menangis sepuas-puasnya

8. Duka-Mu Abadi

Dukamu adalah dukaku

Air matamu adalah air mataku

Kesedihan abadimu

Membuat bahagiamu sirna

Hingga ke akhir tirai hidupmu

Dukamu tetap abadi.


Bagaimana bisa aku terokai perjalanan hidup ini

Berbekalkan sejuta dukamu

Mengiringi setiap langkahku

Menguji semangat jituku

Karena dukamu adalah dukaku

Abadi dalam duniaku!


Namun dia datang

Meruntuhkan segala penjara rasa

Membebaskan aku dari derita ini

Dukamu menjadi sejarah silam

Dasarnya 'ku jadikan asas

Membangunkan semangat baru

Biar dukamu itu adalah dukaku

Tidakanku biarkan ia menjadi pemusnahku!

9. Sajak Putih

Beribu saat dalam kenangan

Surut perlahan

Kita dengarkan bumi menerima tanpa mengaduh

Sewaktu detik pun jatuh


Kita dengar bumi yang tua dalam setia

Kasih tanpa suara

Sewaktu bayang-bayang kita memanjang

Mengabur batas ruang


Kita pun bisu tersekat dalam pesona

Sewaktu ia pun memanggil-manggil

Sewaktu Kata membuat kita begitu terpencil

Di luar cuaca

 

NUR QOMARIYAH

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus