Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Sudah seperti rahasia umum jika aksi pengendara motor besar seperti Harley-Davidson kerap dituding arogan atau ugal ugalan saat sedang berada di jalanan. Para pengendara motor gede atau moge pun kerap dituding selalu meminta diistimewakan karena saat melalukan perjalanannya mendapat pengawalan khusus.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam momentum Jogja Bike Rendezvous (JBR) yang kembali digelar di Yogyakarta 16-18 September 2022, Ketua Umum Harley-Davidson Club Indonesia (HDCI) Inspektur Jenderal Polisi Teddy Minahasa Putra mengingatkan lagi 1.500 anggota HDCI se nusantara yang hadir dalam event yang dipusatkan di Jogja Expo Center (JEC) itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Ingat landasan berorganisasi dan nilai HDCI," ujar Teddy di sela melantik dan mengukuhkan pengurus daerah dan pengurus cabang HDCI Daerah Istimewa Yogyakarta.
Tiga landasan berorganisasi yang dimaksud, kata Teddy, pertama landasan konstitusional, yaitu UUD 1945 dan Pancasila.
Adapun landasan kedua yakni landasan spiritual. Meliputi 7 Nilai Budi Utama seperti jujur, tanggung hawab, visioner, disiplin, kerjasama, adil, dan peduli.
Sedangkan landasan ketiga adalah landasan operasional yaitu enam nilai HDCI seperti kebersamaan, kekeluargaan, persaudaraan, inklusif, horizontal, dan sosial.
“Enam nilai HDCI ini substansinya hanya ada dua, kita harus solid ke dalam dan sinergi ke luar," kata Teddy.
Dihadapan Wakil Gubernur DI Yogyakarta Paku Alam X, dalam sambutannya Teddy juga tak menampik selama ini para bikers berpenampilan apa adanya, tidak rapi bahkan ada yang mirip preman.
"Tapi secara pribadi itu hanya sebatas penampilan, juga terkesan ugal-ugalan, namun sebenarnya tidak seperti itu," kata dia.
Di balik penampilan bikers dan juga stigma negatif itu, kata Teddy, secara tegas pihaknya justru meminta anggota terus berlomba berbuat hal bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya.
"Jangan pasang foto saya pada baliho besar-besar kalau saudara-saudara menggelar acara tidak membawa misi kemanusiaan, jangan pasang foto kalau saudara-saudara tidak melakukan bakti sosial, jangan pasang foto saya kalau saudara-saudara menyusahkan banyak orang di jalan," kata Teddy.
"Saya tidak ingin dari kalangan HDCI muncul mental Darmaji alias dahar lima bayar siji (makan lima bayar satu), tapi yang harus dibangun adalah Darjito alias dahar siji bayar sakyuto (makan satu bayar satu juta)," ujar Teddy.
Adapun Wakil Gubernur DI Yogyakarta Paku Alam X menyambut kembali digelarnya perhelatan yang sempat vakum penyelenggaraan selama 7 tahun itu.
Mewakili Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X, Paku Alam mengatakan penyelenggaraan JBR 2022 yang mengusung tagline Ride and Rise as Unity harus bisa menjadi gerakan linier di dalam mendukung Indonesia pada presidensi G-20 yang bertema besar Recover Together, Recover Stronger.
“Besar harapan perhelatan ini dapat menjadi stimulus kebangkitan ekonomi, hiburan, dan juga promosi pariwisata pada masa pasca pandemi Covid-19,” tutur Paku Alam.
Paku Alam berharap, agar penyelenggaraan JBR 2022 di Yogyakarta selama tiga hari, 16-18 September dapat berjalan dengan lancar, aman, dan tertib.
"Dengan demikian kegiatan tersebut dapat memberikan kontribusi yang optimal demi kemajuan dunia otomotif, khususnya motor di Yogyakarta dan Indonesia," kata dia.
PRIBADI WICAKSONO
Baca juga: 1.500 Bikers Se-Nusantara Ramaikan Jogja Bike Rendezvous 2022
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto