Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Jalan Pejal Menuju yang Modern

19 Mei 2008 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Justru dari novellah kita mendapat potret lain tentang revolusi. Revolusi tidak sekudus yang dibayangkan. Di sana ada cita-cita untuk membuat perubahan dalam masyarakat, membuat bangsa ini menjadi modern. Tapi itulah proses yang tidak sepenuhnya berlangsung mulus.

Novel-novel yang kami pilih kami anggap novel berpengaruh yang mampu menyajikan pergolakan batin, harapan, dan juga ketidaksiapan masyarakat menghadapi hal-hal baru, konflik antara adat dan agama. Pendeknya, berbagai problem yang menyebabkan banyaknya ganjalan menjadikan bangsa ini sebagai bangsa modern.

Pramoedya Ananta Toer, Idrus, Armyn Pane, Abdoel Moeis, Hamka, Sutan Takdir Alisjahbana, adalah nama untuk itu. Dalam bagian ini kami juga memilih sebuah buku tata bahasa yang kami anggap buku penting yang sanggup membebaskan kita dari kemelayuan lama dan memberikan fondasi bagi bahasa Indonesia sebagai bahasa tulis-menulis yang modern.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus