Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Banyak masyarakat yang ingin melindungi diri dari infeksi virus corona dengan membeli hand scoon atau sarung tangan medis. Sarung tangan tersebut digunakan saat aktivitas di luar rumah seperti berbelanja di supermarket.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Padahal, menurut Dokter Reisa Broto Asmoro sarung tangan medis wajib digunakan untuk para tenaga kesehatan yang berjuang dan berhadapan langsung dengan penyakit di rumah sakit atau klinik. "Jangan gunakan hand scoon hanya untuk berbelanja, biar yang lebih membutuhkan saja yang pakai," ujar Reisa di Instagram-nya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dokter Reisa mengimbau agar tidak menggunakan sarung tangan medis sehingga menjadi langka, seperti masker bedah yang kebanyakan salah saprah dalam penggunaannya. "Jika sekarang kamu punya stok sarung tangan medis banyak bisa kamu sumbang ke tenaga medis di sekitarmu," imbaunya.
Reisa menambahkan jika hanya keperluan non-medis, misalnya untuk poteksi diri di rumah atau belanja, ada pilihan lainnya tanpa harus membuat tenaga medis kesusahan. "Pilihlah sarung tangan plastik (yang biasa untuk cuci piring) atau plastik kiloan saja, namun akan lebih dan ini yang benar-benar bisa proteksi diri kamu yakni dengan cuci tangan," ucap Reisa.
Hal senada juga dikemukakan Dokter Amesh Adalja dari Johns Hopkins Center for Health Security. Amesh mengatakan sarung tangan bukan ide yang baik, terlepas dari kenyataan bahwa virus corona dapat menyebar melalui kontak dengan permukaan yang terinfeksi.
"Saya tidak berpikir mereka akan melakukan apa pun selain memberi orang rasa aman palsu, membuang waktu dan menciptakan lebih banyak permintaan untuk sesuatu yang tidak perlu, seperti masker," kata Amesh, seperti yang dilansir dari laman The Sacramento Bee. Sebab menurut Amesh masih banyak orang masih akan menyentuh wajah mereka dengan sarung tangan, yang sebenarnya mungkin efeknya bisa menjadi lebih buruk.