Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Faqih masih merintih di salah satu ruang rawat Puskesmas Sukajaya Kabupaten Bogor. Bocah 3 tahun itu mengerang sakit lantaran jadi korban bencana longsor pada 1 Januari 2020 lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Faqih bersama sang ibu Amnah, terseret material longsor sejauh 150 meter. Amnah berkisah, saat longsor menerjang ia terpisah dengan anak dan ayahnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Waktu itu kami di dalam rumah, sampai sekarang bapak saya belum ketemu," ujar Amnah saat ditemui di ruang inap Puskemasmas Sukajaya, Kabupaten Bogor, Kamis 9 Januari 2020.
Amnah mengatakan anaknya mengalami luka di bagian kepala dan wajah. Bahkan saat pertama mendapat pertolongan, Faqih tidak bisa melihat karena matanya membengkak.
Sedangkan dirinya mengalami luka serius di bagian kepala, sehingga petugas medis saat menolongnya terpaksa harus menggunduli rambutnya. "Kepala saya sobek dan mengalami pendarahan, ini bekas jahitannya," ucap Amnah sambil menunjukkan bekas luka di kepalanya.
Amnah berkisah, sang ayah, Amri hingga kini masih dalam pencarian karena diduga tertimbun dalam longsoran. Padahal pria 67 tahun itulah yang pertama kali memberitahukan ke seluruh warga soal longsor.
Menurut Amnah, ayahnya yang pertama mendengar suara gemuruh dari gunung. Amri pula yang keliling kampung memberitahu warga Kampung Sirnamulih, Desa Harkatjaya untuk segera meninggalkan rumah mereka.
"Tapi sekarang justru bapak yang jadi korban dan belum ditemukan. Sedangkan warga lain selamat meskipun harus kehilangan harta benda," kata Amnah.
Korban lainnya, Yuli 39 tahun mengatakan dirinya terseret longsor sejauh 70 meter bersama anaknya Cicih 10 tahun. Sang Anak hingga kini masih dalam pencarian tim SAR gabungan dari TNI/Polri.
Yuli menyebut dirinya mengalami patah tulang di lengan kiri dan sobekan daging di kaki kanan, sehingga dia harus terus dirawat. "Kejadian jam 8 pagi, saya lagi beres-beres rumah," ucap Yuli.
Adapun korban lain, Saiful mengalami robek daging dalam di kaki bagian betis kanan. Saiful mengatakan dirinya terseret sejauh 30 meter, lalu berhasil di temukan oleh adiknya tepat di bibir jurang. Saiful mengaku ikhlas untuk bencana yang menerpanya, namun dia berharap relokasi segera dilakukan karena sudah ingin berada di rumah. "Kami ikhlas, ini juga alhamdulillah masih selamat dan tidak meninggal," ucap Saiful.
Dokter Puskesmas Sukajaya, Edwin, mengatakan sejak hari pertama Amnah beserta 11 korban longsor lainnya langsung dievakuasi dan dirawat di Puskesmas. Memasuki hari ketiga pascabencana, tiga korban bisa dipulangkan. Namun di hari ke enam, kembali datang lagi korban yang sudah mulai terserang penyakit. Adapun untuk Yuli dan Saiful yang mengalami luka memar di tulang, kini intensif dirawat. "Sebetulnya kalau ukuran medis mereka sudah bisa pulang, namun karena rumah mereka hancur ya mau pulang kemana, jadi di sini," kata Edwin.