Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

KLHK Ajak Gereja Katolik Keuskupan Bogor Gelar Kolekte Sampah Indonesia

KLHK telah mengadakan program sampah menjadi berkah bekerja sama dengan Muhamadiyah dan NU pada tahun 2021.

4 Maret 2022 | 19.36 WIB

KLHK dan Gereja Katolik Keuskupan Bogor meluncurkan gerakan Kolekte Sampah Indonesia
Perbesar
KLHK dan Gereja Katolik Keuskupan Bogor meluncurkan gerakan Kolekte Sampah Indonesia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Bogor - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Gereja Katolik Keuskupan Bogor meluncurkan gerakan Kolekte Sampah Indonesia. Gerakan pengelolaan sampah ini bertujuan untuk membangun kesadaran lingkungan mengelola sampah sebagai amal baik.

Peluncuran gerakan Kolekte Sampah Indonesia ini diadakan di Gereja Katedral Jalan Kapten Muslihat, Kamis, 3 Maret 2022. Dalam peluncuran itu, Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah, Bahan Beracun dan Berbahaya KLHK Rosa Vivien Ratnawati menyatakan ini adalah perluasan dari gerakan kepedulian terhadap sampah dengan rumah ibadah. Sebelumnya, gerakan ini telah bekerja sama dengan masjid sejak 2021.

Rosa mengatakan program sampah menjadi berkah itu bekerja sama dengan Muhamadiyah dan NU. "Sekarang kami bergerak ke gereja katolik dan kami mengajak Keuskupan Bogor," ujarnya. 

Lewat gerakan ini, Direktorat Pengurangan Sampah berharap umat gereja-gereja di Bogor bisa mengelola sampah dengan memilah dan menyerahkannya dalam drop boks. Sampah itu akan dibeli dengan harga yang baik.

KLHK mengajak Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (Adupi) dan perusahaan Mayora grup dari Le Mineral untuk membeli dan mengolah kembali limbah plastik tersebut. Menurut Rosa, produsen air kemasan itu biasa mengimpor bahan baku plastik dari luar negeri.

Setiap hari, warga Kota Bogor menghasilkan 650 ton sampah. "Kalau sampahnya tidak kita kelola, per hari setiap orang menghasilkan 0,7 kg," ujarnya.

Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menyatakan sampah adalah masalah keimanan yang perlu didorong oleh komitmen rumah ibadah. Dia bercerita hampir kejatuhan lemari yang dibuang seorang ibu ke Sungai Ciliwung. Jika perahu karetnya bergerak lima detik lebih cepat, dia pasti terkena lemari itu. 

"Saat itu saya berpikir, masalah sampah bukan hanya masalah sistem, atau infrastruktur saja, tetapi masalah keimanan," kata Bima.


Bima Arya mendukung Gerakan Kolekte Sampah Indonesia tersebut. Begitu pula program sampah menjadi berkah bersama masjid-masjid yang dibesut KLHK.

Uskup Bogor Paskalis Bruno Syukur menyebut Gerakan Kolekte Sampah Indonesia ini sebagai pertobatan ekologis bagi seluruh umat. "Gereja katolik Keuskupan Bogor berusaha umat melakukan pertobatan ekologi," ujarnya. "Iman tidak hanya terarah kepada-Nya saja tetapi dibuktikan juga kepada alam semesta. Perilaku baik terhadap alam semesta itulah pertobatan ekologis."

Baca juga: KLHK Tindak Pengelola Pembuangan Sampah Ilegal di Bekasi


Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus