Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Korban kebakaran di Taman Kota, Kelurahan Kembangan Utara, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, membutuhkan bantuan untuk anak sekolah, seperti buku, seragam, tas, dan sepatu. Sekitar 400 rumah hangus dalam kebakaran itu dan 2.500 orang kehilangan tempat tinggal.
Merry, 30 tahun, korban kebakaran di Kembangan Utara, menuturkan saat ini kebutuhan dasar para korban memang telah tercukupi. Namun, menurut ibu dua anak itu, masih ada kebutuhan yang belum terpenuhi, yaitu kebutuhan anak sekolah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Kami memerlukan bantuan untuk anak sekolah," ucapnya di lokasi pengungsian, Jumat malam, 30 Maret 2018. "Kalau kayak makanan gitu, sudah cukup."
Baca: Anies Baswedan Datang, Korban Kebakaran Bilang Tak Punya Pakaian
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Padahal, ujar dia, anak-anak sekolah ada yang akan menghadapi ujian pada Senin pekan depan. Kalaupun saat ini telah ada pakaian seragam yang disumbangkan, itu belum memenuhi ketentuan. "Seragam sekolah merah-putih masih kurang. Ini kan dikasihnya pendek, padahal butuhnya panjang."
Kebakaran terjadi di permukiman penduduk di Jalan Perumahan Taman Kota pada Kamis petang, 29 Maret 2018. Diduga, kebakaran itu akibat petir yang menyambar tiang listrik.
Akibat kejadian ini, dua petugas pemadam kebakaran tertimpa reruntuhan api saat sedang mencoba masuk ke lokasi kebakaran. Petugas pemadam yang menjadi korban berjumlah dua orang. Mereka adalah Muhammad Rifai Hadi dan Novirahman, yang mengalami luka bakar di sekujur tubuh.
Baca: Lepas Jaket untuk Selamatkan Warga, Pemadam Kebakaran Terbakar
Selain dua korban luka bakar, terdapat dua korban jiwa dalam musibah kebakaran tersebut. Korban meninggal diketahui bernama Anna, 42 tahun, dan satu korban lagi belum diketahui identitasnya. Korban yang belum dikenali itu seorang perempuan berusia 78 tahun.
Ketua RT 16 RW 05 Paino menuturkan pihak Dinas Pendidikan DKI Jakarta telah mengunjungi lokasi musibah itu. Salah satu yang dibicarakan adalah soal ujian anak sekolah. Paino mengatakan telah ada instruksi, apabila anak sekolah yang mengalami musibah kebakaran itu masih trauma, ujiannya akan diundur. "Jumlah anak sekolah yang terdata dari SD, SMP, sampai SMA sekitar 120 siswa," ucapnya.