Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Depok – Sehari setelah kepergian Dian Djuriah Rais binti Muhamad Rais atau Dian Al Mahri, suasana di sekitar makamnya masih ramai oleh para peziarah. Pendiri Masjid Kubah Emas itu dikebumikan di komplek masjid yang dibangunnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Salah seorang petugas keamanan, Andi Rustandi mengatakan aktivitas pengajian di makam Dian Al Mahri tak kunjung berhenti sejak setelah dimakamkan pada Jumat, 29 Maret 2019 sekitar pukul 13.00. “Rata-rata sanak saudaranya,” kata Andi kepada Tempo, Sabtu 30 Maret 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Andi mengatakan aktivitas pengajian tersebut tak pernah berhenti dan silih berganti mendoakan pendiri Masjid Dian Al Mahri itu. "Disini hanya ngaji aja, tahlilnya dirumahnya yang di Jakarta," kata dia.
Jajaran karangan bunga duka cita untuk almarhumah Dian Al Mahri di sekitar Masjid Kubah Emas, Sabtu, 30 Maret 2019. TEMPO/Ade Ridwan
Rupanya kepergian Dian Al Mahri pendiri masjid Kubah Emas di Depok masih menyisakan luka bagi sanak keluarga, kerabat bahkan karyawannya. Dian Al Mahri dikenal sebagai sosok yang dermawan dan mencintai anak yatim. "Ibu sangat memperhatikan karyawan. Beliau sangat dermawan," kata Andi.
Dian Al Mahri meninggal pada Jumat, 29 Maret 2019 dalam usia 70 tahun. Jenazahnya dimakamkan di area Masjid Kubah Emas, Kelurahan Meruyung, Kecamatan Limo Depok. Masjid terbesar dan termegah di Asia Tenggara tersebut merupakan hasil didesain oleh Dian sendiri dan dibantu oleh arsitek dalam negeri bernama Uke Setiawan.
Dian Al Mahri dimakamkan persis di depan masjid yang diketahui merupakan pesan Dian semasa hidup ingin dimakamkan dekat masjid.