Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Marinir dan Brimob Bantu PSBB di Stasiun Kereta

Operator kereta rel listrik mendapat bantuan dari Marinir dan Brimob untuk mengatur antrean di stasiun semasa PSBB berjalan.

19 April 2020 | 05.00 WIB

Sejumlah penumpang KRL Commuter Line antre menunggu kedatangan kereta di Stasiun Bogor, Jawa Barat, Senin, 13 April Antrean panjang penumpang KRL Commuter Line di Stasiun Bogor tersebut akibat kebijakan pemeriksaan suhu tubuh dan pembatasan jumlah penumpang di setiap rangkaian kereta sebagai tindakan pencegahan penyebaran wabah pandemi virus Corona (COVID-19). ANTARA
Perbesar
Sejumlah penumpang KRL Commuter Line antre menunggu kedatangan kereta di Stasiun Bogor, Jawa Barat, Senin, 13 April Antrean panjang penumpang KRL Commuter Line di Stasiun Bogor tersebut akibat kebijakan pemeriksaan suhu tubuh dan pembatasan jumlah penumpang di setiap rangkaian kereta sebagai tindakan pencegahan penyebaran wabah pandemi virus Corona (COVID-19). ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - PT Kereta Commuter Indonesia mengatakan mendapat bantuan dari TNI dan Polri untuk menertibkan penumpang bila terjadi antrean di stasiun. Bantuan itu diberikan selama semasa penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Juru bicara PT KCI, Adli Hakim, menuturkan mereka berasal dari satuan Marinir dan Brigade Mobil.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Alhamdulillah kemarin diperkuat lagi dengan kehadiran TNI berupa BKO Marinir dan dari 74 personel dari Brimob Polri,” kata Adli saat dihubungi lewat pesan pendek, Sabtu, 18 April 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Adli, mereka disebar di 10 stasiun yang tergolong ramai, seperti di seluruh stasiun dari Bogor sampai Depok, Stasiun Duri, Tebet, Tanah Abang, dan Manggarai. Para personel TNI dan Polri ini, kata Adli, akan diperbantukan selama masa PSBB.

Adli juga menjelaskan kalau KCI menambahkan perjalanan pada jam keberangkatan awal dan akhir untuk mengurai antrean dan konsentrasi pengguna. “Agar physical distancing semakin bisa diterapkan,” tutur dia.

Kepastian kereta rel listrik (KRL) tetap beroperasi disampaikan oleh Kementerian Perhubungan. Untuk mengantisipasi penularan virus Corona, pemerintah berencana memperketat pengawasan di KRL, termasuk mengurangi kapasitas penumpang menjadi 35 persen. Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Zulfikri mengatakan penumpang juga harus mematuhi prosedur operasional standar, dari mulai persiapan perjalanan, selama perjalanan, hingga tiba di tujuan.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bersama lima kepala daerah di wilayahnya sebelumnya telah mengajukan permintaan kepada Kementerian Perhubungan untuk menghentikan pengoperasian KRL mulai 18 April 2020. Tujuannya untuk mengoptimalkan upaya memutus mata rantai penularan Covid-19.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bahkan sudah lebih dulu mengusulkan kepada Menteri Perhubungan ad interim Luhut Binsar Pandjaitan untuk menghentikan pengoperasian KRL. “Saya dua hari yang lalu mengusulkan kepada Pak Menhub ad interim agar pengoperasian kereta Commuter Line dihentikan selama kegiatan PSBB,” kata Anies, Kamis pekan lalu.

Juru bicara Menteri Perhubungan ad interim Luhut Pandjaitan, Jodi Mahardi, mengatakan banyak masyarakat bergantung pada kereta rel listrik sebagai alat transportasi. Apalagi pemerintah telah mengizinkan delapan sektor usaha untuk tetap beroperasi selama PSBB. Kementerian, kata Jodi, tak ingin masyarakat yang bekerja di fasilitas kesehatan terkena dampak jika operasional KRL disetop.

ADAM PRIREZA

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus