Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Muara Baru Terancam Tenggelam 4,6 Meter di Bawah Muka Laut pada 2050

Ada beberapa wilayah Jakarta yang terancam tenggelam pada 2050, yaitu Kamal Muara 3 meter di bawah permukaan laut hingga Pluit 4,35 meter.

3 September 2021 | 12.47 WIB

NASA menyoroti Jakarta karena pemompaan air tanah secara luas yang menyebabkan tenggelam, atau surut, dengan kecepatan tinggi. Menurut beberapa perkiraan, sebanyak 40 persen kota sekarang berada di bawah permukaan laut. Foto : NASA
material-symbols:fullscreenPerbesar
NASA menyoroti Jakarta karena pemompaan air tanah secara luas yang menyebabkan tenggelam, atau surut, dengan kecepatan tinggi. Menurut beberapa perkiraan, sebanyak 40 persen kota sekarang berada di bawah permukaan laut. Foto : NASA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Sumber Daya Air (Kadis SDA) DKI Jakarta, Yusmada Faizal menyebutkan kawasan Muara Baru, Jakarta Utara, berpotensi tenggelam 4,6 meter pada 2050. Ia mengungkapkan bahwa saat ini Muara Baru sudah berada 1 meter di bawah permukaan air laut dan terus mengalami penurunan muka tanah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Muara Baru ini di tahun 2020 ini di minus 1 di bawah permukaan air laut. Nah, kalau kita tidak melakukan sesuatu, bisa jadi Muara Baru ini berada di -4,6 di bawah permukaan air laut. Inilah ancaman itu kalau kita tidak melakukan sesuatu,” ujarnya.

Warga berjalan di atas tembok saat banjir rob melanda di Kawasan Muara Baru, Jakarta Utara, Jumat, 5 Juni 2020. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di samping itu, ada beberapa wilayah lainnya yang terancam tenggelam pada 2050. Yaitu wilayah Kamal Muara diprediksi berada 3 meter di bawah permukaan laut, Pluit minus 4,35 meter, dan Gunung Sahari minus 2,9 meter. Wilayah Tanjungan minus 2,1 meter, Ancol minus 1,7 meter, Marunda minus 1,3 meter, dan Cilincing minus 1 meter.

Yusmada mengatakan potensi sebagian wilayah Jakarta tenggelam itu sangat bergantung dengan laju penurunan tanah. Dalam presentasinya, Yusmada memaparkan bahwa jika laju penurunan tanah dapat dikurangi, proyeksi nilai area di bawah permukaan air laut juga akan berkurang.

Upaya mengurangi laju penurunan tanah tersebut dilakukan dengan membangun tanggul pantai untuk mengendalikan kawasan pesisir, penataan mangrove, dan pembangunan deselerasi air sebagai substitusi air tanah.

"Jangan sampai tenggelam, kita harus berbuat. Walaupun kondisi Jakarta akan di bawah muka laut, tapi tetap Jakarta tidak akan tenggelam sampai kapanpun," katanya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus