Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Batam - Insiden kapal tenggelam di perairan Matak Kabupaten Anambas, Provinsi Kepulauan Riau, diduga akibat kelebihan penumpang. Bahkan di dalam kapal ukuran kecil ini juga membawa lima unit sepeda motor.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Seksi Operasi Basarnas Natuna, Budiman, mengatakan kapal yang tenggelam itu adalah KM Samarinda. Berdasarkan informasi yang diperoleh, kapal berukuran 7 gross tonnage itu membawa sekitar 40 penumpang. Padahal kapasitasnya di bawah jumlah itu. "Biasalah orang-orang kite, kalau naik kapal biasa di atas (atap kapal)," kata Budiman kepada Tempo, Jumat malam, 27 Juli 2024. "Boleh atau tidak itu kewenangan syahbandar ya, yang jelas kalau overload itukan tidak boleh dimana pun."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam data hasil operasi SAR kecelakaan kapal KM Samarinda di perairan Matak Kabupaten Anambas yang diterima Tempo, setidaknya ada 10 orang penumpang yang tidak terdaftar dimanifest kapal dari total 40 penumpang. "Semuanya selamat, pencarian sesuai data, tetapi ada 10 orang penumpang yang tidak terdaftar manifest," kata Budiman.
Budiman berharap peristiwa ini menjadi evaluasi pihak Syahbandar Tarempa. "Ke depan semua penumpang harus terdata, siapapun itu, siapa yang menyeberang ke Matak (harus terdaftar di manifest), jangan sampai overload," kata dia.
Kejadian naas ini merupakan yang pertama kali, pernah kejadian yang sama (kapal tenggelam) yaitu kapal ukuran kecil, murni disebabkan karena cuaca ekstrim. Sedangkan kejadian KM Samarinda ini cuaca dalam keadaan cerah.
"Cuaca bagus, ombak cuma (setinggi) 1,25 meter, kecepatan angin 2 sampai 12 knot saja, cerah memang bagus data dari BMKG, kemungkinan besar memang diakibatkan overkapasitas," kata dia.
Kronologi
KM Samarinda berangkat dari Tarempa menuju Matak, Kabupaten Anambas, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) pada Jumat, 26 Juli 2024.
Budiman, mengatakan jumlah penumpang kapal tercatat 40 orang. "Dimana satu orang kritis dan 3 orang meninggal dan yang lain selamat," katanya.
Budiman melanjutkan, seluruh penumpang kapal sudah dievakuasi. Sebagian dirawat di RSUD Tarempa dan RSUD Palmatak Anambas. "Kejadian sekitar jam 17.00 WIB," katanya.