Pembaru Pendidikan Islam

Wahid Hasyim memasukkan pelajaran umum ke kurikulum pendidikan pesantren. Bagi dia, selepas mondok, seorang santri tak mesti jadi ulama. Pengetahuan umum dan praktis lebih penting ketimbang mengaji.

18 April 2011 | 00.00 WIB

Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Bahasa Jerman di Pesantren Wahid Hasyim mendirikan madrasah yang 70 persen kurikulumnya pendidikan non-agama. Pelopor pendidikan modern.

Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini

Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
Akses penuh seluruh artikel Tempo+
Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
Fitur baca cepat di edisi Mingguan
Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo

Lihat Benefit Lainnya

Edisi 18 April 2011

Mingguan Edisi 2011-04-18

Satu Tahun yang Bernas Kiai Belia di Pucuk Tebuireng Pembaru Pendidikan Islam Puasa Besar Kiai Dandy Jurnalis Kiai, Kiai Jurnalis

PODCAST REKOMENDASI TEMPO

Podcast Terkait
Podcast Terbaru

Presiden Prabowo Tegaskan Bela Hak Rakyat pada Peringatan Hari Buruh

Hari Buruh Internasional di DPR Massa Bawa Ogoh-ogoh Kepala
Babi

Foto

Hari Buruh Internasional di DPR Massa Bawa Ogoh-ogoh Kepala Babi

Prabowo dan Pejabat Negara Hadiri Hari Buruh
Internasional di Monas

Foto

Prabowo dan Pejabat Negara Hadiri Hari Buruh Internasional di Monas

Kloter Pertama Jemaah Calon Haji Masuk Asrama Haji Pondok Gede

Foto

Kloter Pertama Jemaah Calon Haji Masuk Asrama Haji Pondok Gede

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Artikel Terbaru

Pelajaran dari Koperasi Melania Bandung untuk Koperasi Merah Putih

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Artikel Trending

Bagaimana Kami Memilih Tujuh Masjid Inklusif

Artefak Orang Nias di Negeri Kincir Angin

Masjid Inklusif untuk Merawat Keindonesiaan

Implementasi Ajaran Maslow di Masjid Baitul Mukhlisin

Masjid Jogokariyan Yogyakarta yang Dihidupkan Komunitas

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Arsip

Lihat Indeks Artikel