Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

arsip

Pilot Susi Air Jadi Sandera 20 Bulan, Pemerintah Ungkap Alasan Lamanya Negosiasi

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Hadi Tjahjanto mengakui proses negosiasi pembebasan pilot Susi Air memakan waktu yang lama.

22 September 2024 | 11.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens menjadi sandera Tentara Nasional Pembebasan Papua Barat–Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) kelompok Egianus Kogoya di Nduga, Papua Pegunungan, selama hampir 20 bulan. Negosiasi yang dilakukan pemerintah Indonesia dengan milisi pimpinan Egianus baru membuahkan hasil pada September 2024. Pilot asal Selandia baru itu akhirnya dibebaskan pada 21 September 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Hadi Tjahjanto mengakui negosiasi pembebasan Philip membutuhkan waktu yang tidak sebentar. "Selama 1 tahun 7 bulan, dan pembebasan ini adalah proses negosiasi yang sangat panjang," kata Hadi seusai menerima kedatangan Philip di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur pada Sabtu malam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Alasannya, kata dia, karena strategi negosiasi yang mengutamakan keselamatan sang pilot. “Karena keselamatan pilot (Philip) adalah prioritas utama pemerintah Republik Indonesia,” ucap Hadi.

Hadi menyebut strategi itu tak bisa dijalankan secara terburu-buru. Pemerintah Indonesia juga menahan diri dalam mengambil tindakan untuk membebaskan pilot itu. “Pembebasan ini juga hasil dari kesabaran pemerintah Republik Indonesia untuk tidak melakukan tindakan represif,” ucap Hadi.

Menurut Hadi, pembebasan Philip memerlukan proses yang panjang karena menggunakan pendekatan persuasif. Upaya itu dilakukan dengan mengedepankan soft approach demi keselamatan pilot berusia 39 tahun itu. Proses negosiasi yang sangat panjang itu dilakukan oleh satuan tugas TNI dan Polri. "Yang terus dari waktu ke waktu, dari hari ke hari memantau perkembangan di wilayah Nduga, dan kita bersyukur apa yang kita inginkan di lapangan bisa berjalan dengan baik," kata Hadi.

Upaya pembebasan Philip juga melibatkan tokoh-tokoh dengan berbagai latar belakang. Di antaranya adalah tokoh adat, tokoh masyarakat, hingga tokoh gereja. “Bayangkan, 1 tahun 7 bulan kita melakukan negosiasi dan alhamdulillah kita tim satgas dan dibantu oleh seluruh komponen bisa menyelesaikan tugas ini dengan baik,” ujar Hadi.

Diketahui, Philip disandera setelah mendaratkan pesawat Susi Air jenis pilatus porter yang terbang dari Bandar Udara Mozes Kilangin, Timika ke lapangan terbang Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan pada 7 Februari 2023. Ia dibawa menyusuri belantara hutan Papua oleh milisi TPNPB Komando Daerah Pertahanan III Ndugama-Derakma pimpinan Egianus Kogoya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus