Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah insiden flash terjadi di salah satu tangki Kilang Cilacap milik PT Kilang Pertamina Internasional saat proses pembersihan sludge pada tangki yang tidak aktif digunakan, pada Jumat, 28 Februari 2024. Peristiwa ini langsung ditangani oleh tim pemadam kebakaran dengan penyemprotan foam dari berbagai arah untuk mengendalikan api dan mendinginkan tangki.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pejabat sementara Area Manager Communication, Relations, & CSR PT Kilang Pertamina Internasional Unit Cilacap, Sunaryo Adi, memastikan bahwa insiden ini tidak menimbulkan korban jiwa serta tidak berdampak pada operasional kilang maupun produksi BBM. Namun, sejumlah video yang memperlihatkan kepulan asap hitam pekat sempat beredar luas di media sosial, memicu kekhawatiran masyarakat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kilang Cilacap: Pengolah BBM Nasional
Kilang Pertamina Refinery Unit (RU) IV Cilacap merupakan salah satu kilang terbesar di Indonesia. Kilang ini memiliki peran dalam memasok kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) nasional, termasuk di Pulau Jawa. Dengan kapasitas produksi yang besar, kilang ini tidak hanya menghasilkan BBM seperti Pertalite, tetapi juga berbagai produk turunan minyak bumi lainnya.
Produksi Pertalite di Kilang Cilacap
Dilansir dari laman resmi Pertamina, pada 7 Januari 2021, Pertamina RU IV Cilacap melakukan transfer perdana produk Pertalite melalui pipa menuju Fuel Terminal Lomanis. Pertalite yang diproduksi di Kilang Cilacap memiliki Research Octane Number (RON) minimal 90 dan kandungan sulfur maksimal 500 ppm, menjadikannya bahan bakar yang lebih ramah lingkungan dibandingkan Premium yang memiliki RON 88.
Produksi Pertalite di RU IV Cilacap dilakukan di beberapa unit pengolahan seperti Fuel Oil Complex (FOC) I, FOC II, Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC), Light Naphtha Hydrotreating dan Isomerization (LNHT/ISOM). Kapasitas produksi Pertalite di kilang ini mencapai 2,1 juta barrel per bulan atau sekitar 334 juta liter.
Produk BBM Lain dari Kilang Cilacap
Selain Pertalite, kilang ini juga memproduksi berbagai jenis BBM lainnya yang memenuhi standar lingkungan dan kebutuhan pasar domestik, di antaranya:
- Pertamax Turbo – Bahan bakar dengan RON 98 yang menawarkan performa tinggi dan efisiensi lebih baik.
- Pertamax – Bahan bakar dengan RON 92 yang lebih ramah lingkungan dibandingkan Pertalite.
- Solar (Minyak Diesel) – Bahan bakar yang digunakan untuk kendaraan bermesin diesel.
- LPG (Liquefied Petroleum Gas) – Gas elpiji yang banyak digunakan untuk kebutuhan rumah tangga dan industri.
Produk Non-BBM dari Kilang Cilacap
Dilansir dari jurnal Laporan Kerja Praktek 2019 Process Engineering LOC III, selain memproduksi BBM, Kilang Cilacap juga menghasilkan berbagai produk non-BBM, termasuk:
- Aspal – Digunakan untuk pembangunan infrastruktur jalan di Indonesia.
- Lube Base Oil – Bahan dasar untuk pelumas kendaraan dan mesin industri.
- Produk Petrokimia – Termasuk benzene dan toluene yang menjadi bahan baku industri kimia.
Sumber Minyak Mentah dan Kapasitas Kilang
Kilang Cilacap mengolah minyak mentah dari berbagai sumber, baik dalam negeri maupun luar negeri. Minyak mentah dari luar negeri berasal dari Timur Tengah, seperti Arabian Light Crude (ALC), Iranian Light Crude (ILC), dan Basrah Light Crude (BLC). Sementara itu, minyak mentah dalam negeri berasal dari ladang minyak di Arjuna dan Attaka.
Dengan total kapasitas penyulingan yang besar, Kilang Cilacap mampu memasok sekitar 34% kebutuhan BBM nasional atau sekitar 60% kebutuhan BBM di Pulau Jawa. Hal ini menjadikan kilang ini sebagai tulang punggung utama dalam penyediaan energi nasional.
Melynda Dwi Puspita turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan editor: Kebakaran Kilang Cilacap: Pertamina Beberkan Awal Mula Terjadinya Percikan Api