Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
PADA Jumat, 30 Agustus 2024, di Via dell'Ospedale, Vatikan, saya berjabat tangan dengan Matteo Bruni. Ia Direktur Biro Pers Takhta Suci Vatikan. Saya hanya sering membaca namanya di rilis-rilis resmi yang dikeluarkan oleh Takhta Suci dan mengatasnamakan Paus Fransiskus.
“Selamat datang di Vatikan. Saya senang ada jurnalis Indonesia yang ikut dalam perjalanan Apostolik Paus Fransiskus,” kata Matteo ramah. Ia mengaku tak sabar tiba di Indonesia. Menurut Matteo, kunjungan Paus kali ini merupakan yang paling jauh dibanding sebelumnya.
Menjabat kepala media resmi negara sejak Desember 2022, Matteo termasuk profesional pertama yang menempati posisi penting di pemerintahan Vatikan. Sebelumnya, jabatan itu diduduki “orang dalam” Vatikan atau biarawan. Hampir tiada awam atau umat biasa yang menjadi orang penting di Vatikan.
Masuknya kalangan profesional seperti Matteo dalam struktur pemerintahan Vatikan merupakan bagian dari perombakan yang dilakukan Paus Fransiskus. Dalam dokumen “Predicate Evangelium” yang dirilis pada 2022, Fransiskus menyatakan bahwa Vatikan harus berbenah. Caranya, membuka peluang bagi awam, juga perempuan, untuk berada di posisi tinggi.
Dulu struktur Vatikan begitu kaku. Jorge Mario Bergoglio—nama asli Paus Fransiskus—berupaya mereformasi Kuria Roma, perangkat administratif yang menjalankan pemerintahan di Vatikan. Fransiskus mengumumkan perubahan itu dalam pertemuan bersama para kardinal, pejabat senior Gereja Katolik yang ditunjuk oleh Paus, dari seluruh dunia pada pertengahan 2022.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo