Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Berita Tempo Plus

Riau, Negeri Sahibul Kitab

Raja Ali Haji, bintang sastrawan Melayu yang paling mencorong di abad ke-18-19, wafat pada 1808. Dunia susastra dan penerbitan Melayu Riau tidak tenggelam sepeninggal sosok kelahiran Penyengat itu. Tapi kemudian kita melihat dua kejadian sambung-menyambung: Indonesia merdeka pada 1945, dan dunia tulis-menulis Riau yang dekat dengan uluran tangan kolonial merasa terpinggirkan.

Kini zaman reformasi, dan Riau mencengangkan kita. Sementara rata-rata daerah hanya menerbitkan 12 judul buku per tahun, Riau menghasilkan lebih dari seratus. Tempo mencoba menangkap fenomena ini, merasakan denyut dan melacak latar belakang gelombang penerbitan di daerah itu.

10 Oktober 2005 | 00.00 WIB

Riau, Negeri Sahibul Kitab
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

”…kita menerima kasihlah akan surat Hikayat Sultan Abdul Muluk yang sudah sahabat kita nazamkan dengan bahasa Melayu (Johor) yaitu dengan disyairkannya atas peri yang amat kepandaian sehingga jadi kita heran tercengang daripada arif bijaksananya dan pahamnya sahabat kita.”

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus