Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Salah Paham dengan Pasangan Jangan Dibiarkan, Ini 6 Tipsnya

Penyebab salah paham dalam hubungan adalah setiap individu dapat memiliki realita yang berbeda

6 Juni 2020 | 18.00 WIB

Ilustrasi pasangan bermasalah/bertengkar. Shutterstock.com
Perbesar
Ilustrasi pasangan bermasalah/bertengkar. Shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Setiap pasangan tentu pernah mengalami salah paham. Hal ini biasanya karena komunikasi antar kedua pasangan kurang baik. Jika dibiarkan, keharmonisan hubungan tentu akan rusak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Penyebab salah paham dalam hubungan adalah setiap individu dapat memiliki realita yang berbeda. Realita setiap orang dikatakan subjektif karena setiap orang memiliki sudut pandang yang berbeda berdasarkan pengalaman, budaya, nilai yang tertanam, dan lain sebagainya. Selain itu, kebiasaan lebih banyak bicara dibanding mendengarkan biasanya juga menjadi penyebabnya. Banyak orang mulai membuat sanggahan tanpa benar-benar mendengar apa yang dibicarakan pihak lainnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kadang, orang-orang langsung menyimpulkan sesuatu hanya dengan mendengar sepatah atau dua patah informasi saja dari lawan bicaranya, tanpa menyadari bahwa yang dimaksud oleh orang tersebut ternyata berbeda. Hal inilah yang menyebabkan mengapa salah paham sering sekali terjadi dalam hubungan. Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk menghindari salah paham sekaligus menjaga hubungan dan komunikasi berjalan dengan baik.

Cara mengatasi salah paham dengan pasangan

1. Belajar mendengarkan dengan baik

Seperti penyebab salah paham yang sudah disebutkan di atas, cara terbaik untuk mengatasi salah paham adalah dengan berusaha mendengarkan lawan bicara Anda baik-baik. Bahkan, ketika Anda merasa yakin sudah mendengarnya dengan jelas, Anda tetap masih bisa salah dalam mengartikan.

Oleh karena itu, cobalah untuk benar-benar mendengarkan lawan bicara Anda dan cobalah untuk menyusun apa yang dikatakan dan mengulanginya ke dalam bahasa Anda sendiri. Cara ini dapat membantu mencegah kesalahpahaman dan asumsi yang tidak tepat. Anda juga pasti ingin didengarkan saat sedang berbicara, bukan?

2. Utamakan komunikasi antar muka

Komunikasi melalui alat komunikasi elektronik, seperti pesan singkat atau email, bisa memicu kesalahpahaman. Pasalnya Anda tidak bisa mendengar intonasi dan melihat mata atau ekspresi lawan bicara Anda secara langsung. Jika lawan bicara salah mengartikan apa yang tertulis, maka kesalahpahaman pun dapat terjadi. Oleh karena itu, ketika Anda dihadapi oleh hal penting, ada baiknya Anda membicarakannya secara tatap muka. JIka memang tidak memungkinkan untuk bertatap muka, cobalah untuk membicarannya melalui telepon sehingga Anda bisa mendengar intonasi lawan bicara Anda dengan benar.

3. Hindari bicara saat emosi memuncak

Salah satu penyebab salah paham adalah dengan bicara saat emosi. Pasalnya, pada saat emosi, Anda mungkin akan lebih berpotensi untuk lepas kendali dan mengucapkan kata yang tidak Anda pikirkan sebelumnya. Begitu pula dengan lawan bicara Anda yang besar kemungkinannya salah menangkap apa yang Anda bicarakan. Jadi, cobalah untuk menenangkan diri sebelum membicarakan suatu masalah.

4. Cobalah melihat dari sudut pandang yang berbeda

Selain mendengarkan dengan baik pasangan atau lawan bicara Anda, cobalah untuk berusaha melihat dari sudut pandang mereka. Pasalnya, sebuah penelitian menunjukkan bahwa melihat perspektif yang lebih objektif dapat membantu mengatasi kesalahapahaman. Studi lain yang dilakukan pada beberapa pasangan menikah juga menunjukkan bahwa saling menuliskan apa yang tidak disukai terhadap pasangan dan melihat dari sudut pandang pihak ketiga, dapat membantu untuk saling memahami serta menjaga keharmonisan pernikahan.

5. Jangan langsung menyimpulkan

Cara lain untuk mengatasi salah paham adalah tidak langsung menyimpulkan apa yang dibicarakan oleh lawan bicara Anda. Jika ada sesuatu yang menyakiti perasaan Anda atau membuat bingung, cobalah untuk langsung menanyakan apa maksud dari ucapannya. Jangan sampai Anda mengambil kesimpulan sendiri atau bahkan berasumsi. Hal inilah yang dapat membuat keadaan menjadi lebih buruk.

6. Hindari menggunakan kata ‘tidak pernah’ atau ‘selalu’

Kedua kata ini dapat membuat seseorang yang menjadi lawan bicara atau pasangan Anda cenderung lebih membela diri. Selain itu, kata-kata ini juga bisa membuat lawan bicara Anda mencari contoh tandingan dari apa yang Anda bicarakan sebagai bentuk pembelaan.

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus