Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Tak Semua Jenis Gula Berbahaya bagi Anak, Ini Kata Ahli Gizi

Selama ini masih ada anggapan bahwa laktosa sama dengan gula tambahan pada umumnya sehingga berisiko bagi anak. Faktanya?

28 Januari 2020 | 18.25 WIB

Ilustrasi gula pasir. shutterstock.com
Perbesar
Ilustrasi gula pasir. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Ada banyak jenis gula, sayangnya tak banyak yang mengetahui perbedaannya sehingga sering kali orang tua salah kaprah dan menganggap semua jenis gula berbahaya. 

Menurut ahli gizi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof Saptawati Bardosono, gula juga dibutuhkan anak sebagai sumber energi. Ada dua jenis gula yang perlu diperhatikan, yaitu laktosa yang secara alami terdapat pada air susu ibu atau ASI dan susu serta sukrosa yang selama ini dikenal sebagai gula pasir. 

Laktosa tidak hanya bermanfaat sebagai sumber energi, tapi juga mendukung penyerapan kalsium dan membantu pertumbuhan bakteri baik untuk meningkatkan kesehatan saluran pencernaan. Laktosa memberi rasa manis pada makanan sebagai penanda adanya kandungan energi. Rasa ini juga yang diperkenalkan pertama kali pada bayi ketika mendapat ASI. 

Ilustrasi bayi minum susu botol. Getty Images

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Jadi gula dibagi menjadi dua jenis yakni laktosa yang secara alami terdapat pada susu memiliki rasa manis yang lebih rendah dibandingkan sukrosa serta efek kariogenik yang juga lebih rendah. Sementara sukrosa memiliki rasa manis namun sering disebut sebagai penyebab utama karies gigi," ucap Saptawati dalam acara Master Class Stimulasi dan Nutrisi Fondasi Penting di Masa Toddler dan Pra-Sekolah untuk Mendukung Masa Depan Anak Indonesia, Senin, 27 Januari 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jadi, sebenarnya rasa manis telah diperkenalkan sejak kecil melalui ASI, maka wajar jika anak menyukai manis sejak kecil. "Mereka mendapatkan energi dari rasa manis yang akan meningkatkan selera makan," ucap dia.

Namun, rasa manis juga ditambahkan dalam makanan dari sukrosa. Saptawati menyarankan anak membatasi konsumsi gula jenis sukrosa. Selain dikhawatirkan bikin sakit gigi juga dapat memicu diabetes melitus dan obesitas. "Idealnya anak usia 2-18 tahun maksimal sebanyak 4 sendok teh atau 4 gram sukrosa sebanyak 16 kalori," kata dia menyarankan.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus