Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Musik menjadi salah satu elemen penting dalam acara pernikahan. Pilihan pengiring musik juga menjadi salah satu perhatian Gibran
Rakabuming untuk pernikahan adiknya Kahiyang Ayu dengan Bobby Nasution, besok 8 November 2017. Selain band, harus ada musik tradisional untuk memainkan beberapa tembang mengiringi prosesi pernikahan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Untuk musik tradisonal, Gibran Rakabuming menghubungi Pranata Laboratorium Pendidikan Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Surakarta, Guntur Sulistiyono. Guntur telah menyiapkan dua set gamelan yakni gamelan Coro Balen dan gamelan Ageng.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca juga:
Putri Jokowi, Kahiyang Ayu Disindir Soal Nikah Beda Suku
Kahiyang Jokowi Menikah, Tuty Adib Bicara dari Hati ke Hati
Rapat Besar Pernikahan Kahiyang Ayu - Bobby: Tinggal Eksekusi
“Gamelan Coro Balen diletakkan di depan pintu masuk Graha Saba Buana, terdiri dari 10 perangkat dengan 10 pengrawit. Gamelan ini berfungsi untuk menyambut tamu kehormatan Presiden Jokowi. Instrumennya lebih spesifik, tidak ada yang berbentuk bilah. Semuanya berbentuk pencon yang menyerupai gong kecil yang disangkutkan mendatar di atas sepasang tali yang direntang di atas kerangka kayu. Tabuhannya bersifat keras dan nyaring,” kata Guntur di Solo.
Berikutnya, gamelan Ageng yang dikawal 20 pengrawit dan 3 swara ati alias penyanyi. Gamelan ini berfungsi sebagai hiburan yang mendendangkan lagu-lagu Nusantara seperti “Es Lilin”, “Jali-jali”, “Kupu Kuwi”, dan beberapa lagu daerah lainnya. Gemelan yang digunakan dalam pernikahan Kahiyang merupakan turunan dari gamelan babon (induk) di Keraton Surakarta.
Peran gamelan dalam pernikahan Kahiyang sangat krusial. Salah satunya, membawakan tembang untuk mengiringi mempelai perempuan keluar dari ruang ganti. Momen itu, kata Guntur, akan diiringi tembang “Ketawang Sekartejo” dan "Puspowarno”. “Puspowarno berarti aneka kembang yang mekar. Tembang ini memberi tahu para tamu, Mbak Kahiyang telah siap tampil laksana kembang yang mekar dan bersinar. Penampilannya harum dan sedap dipandang,” ujar Guntur.
Tembang lain yang dipersiapkan, “Kodok Ngorek” untuk panggih manten, yakni pertemuan mempelai pria dan mempelai wanita. Dipilihnya “Kodok Ngorek” disertai alasan kuat. Suara katak yang bersahut-sahutan setelah hujan reda bagi masyarakat Jawa simbol harmoni alam yang indah.
“Katak-katak itu bersahut-sahutan dan bercengkerama. Diharapkan, kehidupan Kahiyang dan Bobby kelak penuh senda gurau, tawa bahagia. Sementara untuk sungkeman akan diiringi tembang “Mugi Rahayu”. Dalam bahasa Indonesia, mugi rahayu berarti semoga selamat. Ini doa esensial untuk kedua mempelai,” kata Guntur.
Keluarga Presiden Joko Widodo menggelar jumpa pers terkait rencana pernikahan Kahiyang Ayu pada November mendatang (17-9-2017). Jumpa pers itu digelar di kediaman pribadi Jokowi di kawasan Sumber, Solo. TEMPO/AHMAD RAFIQ
Terkait urutan acara dan detail lagu, Guntur enggan menjelaskan lebih jauh. Namun untuk seragam pengrawit, Guntur menyebut ada dua jenis seragam yang dipakai timnya. Untuk sesi siang, pengrawit mengenakan warna putih. Malam harinya, seragam hitam.
“Seragam hitam layaknya abdi keraton. Hitam dan putih kami pilih karena kedua warna ini netral, tidak memperlihatkan keberpihakan kepada golongan tertentu. Selain itu warna ini menggambarkan suasana hati yang sederhana namun bahagia," kata Guntur.
Dia menambahkan, pihak keluarga Presiden Jokowi mengabarinya 1,5 bulan lalu. "Saya bahagia bercampur kaget karena ini kali pertama mendapat kepercayaan dari keluarga RI-1."