Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Depok - Wakapolda Jawa Tengah Brigadir Jenderal Agus Suryonugroho mengatakan, Kapolres Boyolali Ajun Komisaris Besar Muhammad Yoga Buanadipta Ilafi adalah sosok yang baik, bahkan dicintai teman, anggota dan masyarakat. Hal itu disampaikan Agus saat menghadiri pemakaman Yoga di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Cilangkap, Kampung Banjaran Pucung, Kecamatan Tapos, Depok, Senin, 7 Oktober 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Jajaran Polri, khususnya Polda Jawa Tengah, Polres Boyolali dan masyarakat menyampaikan duka yang amat dalam atas meninggalnya Kapolres Boyolali," kata Agus di Depok, Senin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Agus mengungkapkan kesan mendalam terhadap sosok Kapolres Boyolali yang meninggal usai kecelakaan lalu lintas di jalan tol Batang, Jawa Tengah pada 1 Oktober lalu. "Beliau ini orangnya sangat santun, giat bekerja, dekat dengan masyarakat, dekat dengan anggota. Semoga arwahnya diterima di sisi-Nya, kami mohon doa untuk beliau," ujarnya.
Wakapolda Jateng itu mengatakan, dia sempat berkomunikasi dengan almarhum pada 1 Oktober sekitar pukul 17.00 WIB, atau sebelum kecelakaan terjadi, untuk menanyakan situasi.
"Beliau hafal sekali untuk menjelaskan, untuk wilayah, tata kelola Kamtibmas. Luar biasa, banyak masyarakat yang menyampaikan sama dan tidak bisa hadir. Sekali lagi kami mohon doa, semoga arwahnya diterima di sisi Allah, Tuhan yang Maha Kuasa," ucap Agus.
Ayah AKBP Muhammad Yoga, Muhammad Fachruddin, mengatakan dirinya selalu menekankan kepada anaknya itu untuk selalu membantu orang lain. "Kalau kamu banyak duit, duit enggak dibawa mati, kalau ada rezeki lebih, dari mana, dari bukan korupsi ya, ada orang luar memberikan, dia dikasih uang sama jenderal dipulangkan," kata Fachruddin.
Fachruddin mengatakan, saat almarhum dinas di Batam, ada temannya dari Jakarta ingin bertemu Yoga. Akhirnya Yoga membelikan tiket pesawat kepada temannya itu, bahkan pulangnya pun diberikan ongkos.
"Dikirim tiket, datang dia, pulang disangu lagi. Beliau tidak sayang sama uang. Kalau punya duit dari Allah SWT yang bersih, itu semalam yang bersangkutan (teman almarhum) itu bicara di depan teman-temannya. Dulu saya ini sama dia dibantu, enggak pake ongkos, pulang dikasih ongkos," kata Fachruddin.
Menurut Fachruddin, dia juga selalu mengingatkan putranya itu agar tidak melupakan salat dan tidak melakukan kegiatan yang melanggar hukum.
"Temannya semua yang dari SD, SMP, SMA datang, enggak tahu dari mana. Itu lah kebaikan seseorang diwujudkan oleh Allah, ini loh hasilnya kalian berbuat baik, bisa menjadi kenangan buat kita," ucap Fachruddin.
Pilihan Editor: MA: Usulan Perubahan Gaji Hakim Sudah Disetujui Kemenkeu, Berikut Rinciannya