Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Seribu lebih warga mengikuti Lebaran Kukusan yang dipusatkan di Kantor Kelurahan Kukusan di Jalan Palakali Raya Nomor 67 RT. 04 RW. 05 Kelurahan Kukusan, Kecamatan Beji, Depok, Ahad, 30 April 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan pantauan Tempo, yang pria mengenakan baju pangsi yang merupakan pakaian adat Betawi, adapun yang wanita mengenakan kebaya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Warga dari RW. 01 sampai RW. 08 yang ada di Kelurahan Kukusan membawa rantang yang di dalamnya berisi nasi dan lauk untuk disantap bersama dengan duduk lesehan di Jalan Palakali yang ditutup sekitar 300 meter dari kantor kelurahan.
Sejumlah pejabat dan tokoh masyarakat turut hadir, di antaranya Ketua DPRD kota Depok T.M Yusuf Syahputra, Wakil Ketua DPRD Kota Depok Tajudin Tabri, Ketua KOOD Kota Depok, Ahmad Dahlan, Camat Beji Hendar Pradesa, Lurah Kukusan Gunawan, tokoh masyarakat Depok Pradi Supriatna dan lainnya.
Ketua Pelaksana Lebaran Kukusan, Qory Nurdiyanto mengatakan Lebaran Kukusan ini merupakan agenda pertama yang diharapkan dapat menjadi ajang tahunan budaya.
"Tujuannya untuk silaturahmi warga, Melestarikan kearifan lokal budaya betawi di Kelurahan Kukusan," kata Qory.
Dia mengucapkan terima kasih kepada seluruh donatur dan masyarakat yang mendukung kegiatan ini.
"Diharapkan dapat menjadi motivasi bagi kita untuk melestarikan budaya, khusus Budaya Betawi di Kelurahan Kukusan," ucap Qory.
Lurah Kukusan Gunawan mengatakan melalui agenda Lebaran Kukusan, pihaknya bersama LPM dan Karang Taruna serta warga ingin menghidupkan kembali tradisi silaturahmi dengan bertukar makanan dengan membawa rantang setelah lebaran.
"Tidak tahu tradisinya sejak kapan, tapi sekarang berganti dengan tentengan orson (minuman zaman dulu) dan biskuit," kata Gunawan.
Ia menilai Lebaran Kukusan dapat mengingatkan kembali tradisi yang mulai memudar dan memperkenalkan kepada anak-anak agar bisa dilestarikan.
"Tradisi ini perlu dihidupkan kembali, sehingga tidak kehilangan jejak budayanya. Ini merupakan upaya kami untuk melestarikan budaya, insya Allah tahun depan bisa dilaksanakan lagi," kata Gunawan.