Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Miom atau mioma termasuk penyakit yang bisa menjadi ancaman serius bagi wanita. Pasalnya, penyakit ini dapat membuat kaum hawa sulit hamil. Selain itu, ciri-ciri penyakit miom juga biasanya tidak terasa, sehingga seringkali tidak disadari oleh penderita.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Miom adalah tumor jinak yang tumbuh di dinding rahim, baik di bagian dalam maupun luar. Dalam dunia medis, mioma juga dikenal dengan istilah fibroid rahim. Sebagian besar penderitanya kerap tidak mengetahui bahwa dirinya memiliki mioma karena gejalanya yang sering tidak terasa. Namun ukuran, jumlah, dan lokasi kemunculan mioma bisa memengaruhi gejala yang dirasakan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Beberapa ciri-ciri penyakit miom yang umumnya terjadi meliputi:
#1. Gangguan pada siklus haid
Miom dapat mengganggu siklus menstruasi Anda. Mulai dari perdarahan haid menjadi lebih banyak maupun durasi haid yang lebih lama (biasanya lebih dari sepekan).
#2. Sering buang air kecil dan susah buang air besar
Jika ukuran miom tergolong besar, kandung kemih bisa ikut tertekan. Sebagai akibatnya, penderita dapat mengalami peningkatan frekuensi buang air kecil. Miom yang berukuran besar juga dapat menekan usus besar, sehingga menyebabkan penderita susah buang air besar atau konstipasi.
#3. Nyeri di panggul
Miom juga memiliki tangkai yang menghubungkannya dengan dinding rahim. Apabila ada gerakan tertentu yang posisi miom berubah posisi atau berputar, tangkai penghubung dapat terpelintir dan aliran darah ke miom akan terhambat. Kondisi tersebut bisa memicu sakit luar biasa pada penderitanya. Rasa sakit ini dapat muncul pada bagian panggul hingga menjalar ke kaki.
#4. Sakit saat berhubungan intim
Ukuran miom yang semakin membesar akan menekan rahim. Sebagai akibatnya, saat berhubungan intim, rahim dapat berkontraksi dan menimbulkan rasa sakit. Pendarahan juga bisa terjadi setelah berhubungan intim akibat tekanan miom. Selain gejala di atas, penderita juga bisa mengalami perut yang terasa kencang dan tampak membesar serta perdarahan di luar siklus haid.
Penyebab mioma sejatinya belum diketahui pasti hingga sekarang. Namun beberapa faktor di bawah ini diduga terkait dengan hormon estrogen dan progesteron. Kedua hormon ini akan menyebabkan penebalan dinding rahim menjelang siklus menstruasi, dan dikatakan dapat memicu pertumbuhan miom.
Riwayat penyakit miom dalam keluarga. Bila memiliki anggota keluarga yang pernah atau sedang menderita miom, risiko Anda untuk mengalaminya juga bisa lebih besar. Faktor usia juga mempengaruhi munculnya mioma. Mioma lebih umum dialami oleh wanita berusia 30-50 tahun. Selain itu faktor lain penyebab munculnya miom, memiliki berat badan berlebih atau obesitas, menggunakan alat kontrasepsi, kekurangan vitamin D, pola makan yang tidak seimbang, misalnya terlalu banyak makan daging merah (seperti daging sapi) dan kurang makan sayuran hijau, buah maupun susu dan kebiasaan minum minuman beralkohol.
Meskipun termasuk tumor jinak, mioma tetap tidak boleh diremehkan. Beberapa komplikasi di bawah ini perlu diwaspadai salah satunya menurunkan peluang hamil. Miom yang berukuran besar berpotensi memicu infertilitas atau ketidaksuburan. Demikian pula jika fibroid tumbuh dan menghalangi tuba falopi yang berfungsi menghubungkan ovarium dengan rahim. Kondisi ini membuat sel telur tidak bisa memasuki rahim, sehingga tidak bisa dibuahi oleh sel sperma.
Dapat menyebabkan gangguan pada kehamilan jika miom dialami oleh ibu hamil. Mulai dari gangguan perkembangan janin, kelahiran prematur, serta keguguran. Meski tergolong jarang, risiko keguguran bisa saja muncul ketika mioma terjadi ketika usia kandungan masih pada trimester pertama. Pasalnya, miom dapat membesar dan mendorong embrio, sehingga tidak bisa menempel dengan baik di dinding rahim.
Jika tidak menimbulkan gejala, miom tidak memerlukan penanganan khusus. Pasalnya, mioma dapat mengecil dan menghilang sendirinya setelah menopause.