Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 28 akun individu berbahaya mendapatkan centang biru atau terverifikasi di platform media sosial X. Beberapa dari akun tersebut teridentifikasi sebagai anggota Hizbullah, organisasi yang ditetapkan oleh Amerika Serikat sebagai kelompok teroris.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Fenomena ini pun menjadi sorotan. Penyelidikan terbaru soal akun anggota Hizbullah berstatus terverifikasi di X tersebut diungkap oleh Tech Transparency Project atau TTP. Organisasi nirlaba ini mempertanyakan tindakan X yang dianggap membiarkan anggota atau individu berbahaya untuk mendapatkan akses istimewa di media sosial.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari Gizmochina pada Kamis, 15 Februari 2024, TTP mengkhawatirkan fenomena ini bisa menjadi potensi masalah. Mereka menduga penjualan langganan premium di X tidak dilakukan dengan pengecekan yang ketat. "Sebanyak 28 akun dengan entitas yang terkena sanksi menerima tanda centang. Secara efektif kondisi ini melewati batasan untuk melarang mereka mendapatkan hak istimewa tersebut," demikian pernyataan TPP dikutip Tempo dari Gizmochina.
Dalam keterangannya, TPP menjelaskan bahwa anggota Hizbullah yang dilabeli sebagai organisasi terlarang sudah dikenai sanksi oleh Amerika Serikat. Dengan demikian, TPP menilai hak istimewa mereka, terutama di media sosial, harus dibatasi.
X merupakan aplikasi media sosial skala global yang dulu dikenal dengan nama Twitter. Dikembangkan oleh X Corp, milik miliarder Elon Musk, platform ini ramai dipakai oleh individu ataupun organisasi dan pemerintahan.
Dengan mudahnya anggota kelompok teroris mendapatkan centang biru di platform ini, memunculkan perdebatan dan menyoal tanggung jawab X dalam mengawasi layanan mereka. Merespons temuan dari TPP, X menyatakan telah menghapus sebagian besar verifikasi dari akun-akun milik entitas yang menerima sanksi dari Amerika Serikat.