Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia secara aktif mendukung akselerasi transformasi digital para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) di negara ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Salah satu program yang diluncurkan adalah Baparekraf Digital Innovation Lab (BEDIL), yang merupakan inisiatif dari Kemenparekraf untuk memanfaatkan potensi besar penggunaan internet di Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Apa itu BEDIL?
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno menjelaskan bahwa program BEDIL merupakan upaya untuk mempercepat transformasi digital dengan memanfaatkan keunggulan jumlah pengguna internet yang tinggi di Indonesia.
Dikutip dari situs Kominfo.go.id, Sandiaga Uno menjelaskan bahwa BEDIL merupakan program pendampingan yang bertujuan untuk mendukung transformasi digital di 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP).
Melalui program ini, Kemenparekraf mendorong pembuatan konten audio-visual untuk kanal media sosial dan pemasaran digital produk-produk kreatif. Konten tersebut akan menjadi sarana baru bagi pelaku ekonomi kreatif untuk mempromosikan karya mereka.
Program ini dilandaskan pada data yang menunjukkan bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 212,9 juta pengguna pada Januari 2023, dengan tingkat penetrasi internet sebesar 77,0 persen, seperti dikutip dari We Are Social.
Indonesia juga memiliki nilai ekonomi digital yang tinggi. "Nilai ekonomi digital di Indonesia pada 2022 mencapai angka 77 miliar dolar AS. Angka ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan nilai ekonomi digital tertinggi di kawasan ASEAN," kata Sandi.
Dengan potensi tersebut, pemerintah melalui BEDIL ingin mendorong pelaku parekraf untuk mengadopsi teknologi digital dalam mengembangkan bisnis dan memasarkan produk kreatif mereka.
Apa tujuan BEDIL?
Pada tahun ini, BEDIL berfokus pada subsektor fotografi di DPSP Borobudur dan Yogyakarta dengan tema "Fotografi dan Pengenalan NFT". Proses BEDIL melibatkan peserta terpilih yang akan mengikuti kelas dan pendampingan selama 6 minggu secara online dan offline.
Program ini ditargetkan untuk 50 peserta yang akan mendapatkan kesempatan untuk membuka peluang pasar baru dan mengapresiasi seni dalam konteks digital yang terus berkembang.
Direktur Tata Kelola Ekonomi Digital Kemenparekraf/Baparekraf, Yuana Rochma Astuti, menjelaskan bahwa program BEDIL terdiri dari empat fase.
Fase pertama adalah sosialisasi dan pendaftaran peserta, diikuti oleh fase kick-off program BEDIL. Setelah itu, peserta akan menjalani fase inkubasi atau mentoring, dan program akan dievaluasi untuk memastikan pencapaian yang optimal.
"Pendaftaran peserta akan dibuka hingga 19 Juli 2023, dan program ini akan diresmikan pada 21 Juli secara hybrid," ujar Yuana.
Melalui inisiatif ini, para pelaku parekraf di Indonesia akan memiliki akses ke pengetahuan, pendampingan, dan peluang baru untuk mengembangkan bisnis mereka dengan memanfaatkan teknologi digital.