Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Digital

Ancang-ancang Sega Masuk Pasar Game Berlangganan, Tergiur Capaian Xbox Pass dan Playstation Plus

Skema berlangganan berpotensi membuat jajaran game Sega menghilang dari platform yang disediakan oleh produsen game lain.

29 Desember 2024 | 23.03 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi livestreaming game. Foto : EV

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sega tak ingin ketinggalan mengejar pasar pemain game berlangganan alias subscription. Presiden sekaligus Chief Operation Officer (COO) Sega Shuji Utsumi mengatakan perusahaannya sedang mempertimbangkan skema layanan tersebut sesuai tren yang sedang berkembang. Namun, Sega belum terang-terangan mengabarkan rencana ihwal produk berlangganan ala film Netflix itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kami sedang memikirkan dan mendiskusikan sesuatu yang belum bisa kami ungkap sekarang," kata Utsumi, dikutip dari beberapa ulasan Game Rant pada Ahad, 29 Desember 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Skema layanan berlangganan sebelumnya sudah digarap oleh pemain besar, seperti Sony Interactive Entertainment melalui Playstation Plus, serta Microsoft melalui Xbox Game Pass. Pelanggan harus membayar biaya bulanan atau tahunan untuk mengakses berbagai seri game, alih-alih membelinya. Produsen game lain, mulai dari Nintendo, Electronic Arts (EA), serta Ubisoft juga menawarkan paket berlangganan bagi penggemar yang mencari beberapa game klasik.

Sega belakangan menghapus sejumlah game klasik yang tersedia di berbagai platform seperti PC, Xbox, dan PlayStation. Beberapa judul yang dihapus merupakan koleksi Sega Genesis Classics, seperti Sonic the Fighters, Virtua Fighter 2, dan berbagai game lainnya. Merujuk ulasan Game Rant, langkah ini diduga sebagai cara Sega untuk menyatukan koleksi produknya di bawah satu payung layanan. Penyatuan ini dianggap lebih menguntungkan perusahaan.

Para penggemar belum mendapat kepastian dari Sega mengenai peluang pengembangan game berlangganan. Namun, Utsumi memastikan perusahaan sedang mengevaluasi dan menggali kesempatan yang bisa didapat dari skema tersebut.

Di satu sisi, skema berlangganan justru menimbulkan kekhawatiran di kalangan penggemar game Sega. Selama ini, berbagai game Sega bisa dimainkan melalui akses berlangganan Xbox maupun Playstation. Wacana pengembangan subscription sendiri berpotensi membuat jajaran game Sega menghilang dari platform yang disediakan oleh perusahaan pesaing.

 

Tumbuh Kembang Game Berlangganan

Tren berlangganan terus berkembang dan semakin menyaingi pasar belanja game. Microsoft menginisiasi skema ini melalui produk game pass pada 2017. Dengan layanan seharga US$ 10—setara Rp 161 ribu pada saat ini—penggemar bisa mengakses ratusan game Xbox maupun game PC milik entitas tersebut. Dengan varian harga yang berkembang, sudah ada 34 juta pelanggan Xbox game pass.per Februari 2024.

Sony kemudian menyusul lewat Playstation Plus Deluxe pada Mei 2022. Namun, pilihan game berlangganan yang disediakan Sony saat itu jauh lebih sedikit dibanding Xbox game pass. Padahal, harga perdana akses PS Plus menembus Rp 1,5 juta.

Pemilik akun berlangganan bisa mengunduh berbagai game PS dan Xbox secara bebas. Untuk menggenjot pasar berlangganan, Sony dan Microsoft juga sempat menerbitkan beberapa game hanya bisa dimainkan lewat akses subscription. Skema berlangganan memberikan akses yang lebih luas bagi pelanggan. Namun, layanan ini tidak cocok untuk individu yang waktu bermainnya terbatas. Untung rugi skema berlangganan game ini bisa dibaca lebih lengkap dalam Laporan Premium Tempo Edisi 30 Agustus 2022; Hemat Anggaran Setelah Berlangganan

Reza Maulana berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus