Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Serangan siber terhadap Pusat Data Nasional Sementara 2 (PDNS2) telah menyebabkan gangguan dalam operasional kementerian dan lembaga pemerintah. Pemulihan data yang terkena serangan siber memerlukan langkah-langkah yang tepat dan terstruktur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut cara memulihkan data yang terkena serangan siber:
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
1. Evaluasi dan Identifikasi Serangan
Langkah pertama yang harus dilakukan setelah serangan siber adalah mengevaluasi dan mengidentifikasi serangan tersebut. Dilansir dari Computer Weekly, penting untuk memahami jenis serangan yang terjadi, entah itu ransomware, malware, atau serangan phishing.
Mengidentifikasi jenis serangan membantu dalam menentukan langkah pemulihan yang tepat. Selain itu, analisis forensik harus dilakukan untuk mengetahui sumber dan metode serangan, sehingga langkah pencegahan di masa depan bisa diterapkan.
2. Implementasi Rencana Pemulihan Siber
Setelah mengetahui jenis serangan, langkah selanjutnya adalah mengimplementasikan rencana pemulihan bencana siber. Dikutip dari Checkpoint, penting untuk memiliki rencana pemulihan yang mencakup prosedur untuk backup data, isolasi sistem yang terinfeksi, dan langkah-langkah untuk mengembalikan operasional sistem.
Backup data secara berkala dan memastikan backup tersebut tidak terhubung langsung dengan jaringan utama sangat krusial. Selain itu, latihan simulasi pemulihan bencana juga perlu dilakukan secara rutin untuk memastikan tim IT siap menghadapi situasi darurat.
3. Restorasi Data dan Penguatan Keamanan
Setelah rencana pemulihan diimplementasikan, langkah terakhir adalah restorasi data dan penguatan keamanan sistem. Dilansir dari Embroker, proses restorasi dilakukan dengan hati-hati untuk memastikan tidak ada jejak malware yang tersisa.
Data yang telah dibackup harus dipulihkan secara bertahap, dimulai dari sistem yang paling kritis. Setelah itu, lakukan pengujian keamanan untuk memastikan sistem telah bebas dari ancaman. Penguatan keamanan juga melibatkan update sistem dan aplikasi, penerapan enkripsi data, serta edukasi kepada karyawan mengenai praktik keamanan siber.