Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Digital

Belajar dari Insiden Pilot Batik Air Ketiduran, Aplikasi Ciptaan UI Ini Bisa Mengecek Tingkat Kelelahan Awak Pesawat

Aplikasi FRAMES besutan dosen kedokteran UI membantu screening kelelahan pilot, sehingga bisa mencegah timbulnya masalah dalam penerbangan.

20 Maret 2024 | 17.03 WIB

Tampilan aplikasi Frame Aviation untuk screening gejala fatigue yang dikembangkan oleh dosen Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (Dok. Universitas Indonesia)
Perbesar
Tampilan aplikasi Frame Aviation untuk screening gejala fatigue yang dikembangkan oleh dosen Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (Dok. Universitas Indonesia)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah dosen dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) menciptakan aplikasi Fatigue Risk Assessment with Medical adviceS atau FRAMES untuk mengatasi gejala kelelahan pilot ketika menerbangkan pesawat. Program yang dikembangkan oleh akademisi dari Program Studi Kedokteran Penerbangan FKUI itu berfokus pada upaya screening, sehingga tidak dapat diverifikasi sebagai diagnosis medis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Guru Besar FKUI, Budi Sampurna, mengatakan, beban kerja fisik dan mental pada penerbang pesawat, termasuk awaknya, masih menjadi persoalan pelik. Kondisi fatigue pada pilot menjadi masalah lantaran para penerbang tidak selalu bekerja dalam kondisi fit.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Panjangnya durasi penerbangan turut memengaruhi risiko ini," kata Budi melalui keterangan tertulis pada Rabu, 20 Maret 2024.

Pada dasarnya, menurut Budi, fatigue bukanlah penyakit, melainkan respons normal tubuh ketika seseorang kelelahan atau mengalami stres secara berlebihan. Fenomena fisiologis dan psikologis itu dialami banyak orang, termasuk pilot.

Gejalanya muncul ketika terjadi penurunan energi dan kewaspadaan akibat aktivitas yang berat atau kurangnya istirahat yang memadai. Dalam konteks penerbangan, fatigue termasuk masalah fatal karena bisa berpengaruh terhadap keselamatan penerbangan.

Masalah kelelahan penerbangan ramai dibincangkan belakangan ini, menyusul insiden pilot dan kopilot Batik Air yang ketiduran ketika bertugas. Dari laporan pendahuluan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), para penerbangan Airbus A320 Batik Air rute Kendari-Jakarta itu sempat terlelap selama 28 menit. Akibatnya, pesawat berregistrasi PK-LUV sempat keluar jalur penerbangan dan “nyasar” sampai ke langit Cianjur. Pesawat Batik Air itu juga sempat tak merespons pusat pengendali wilayah (Area Control Centre/ACC).

Dikembangkan oleh tiga doktor FKUI, yakni Retno Wibawanti, Amilya Agustina, serta Retno Asti Werdhani, FRAMES berfungsi untuk meningkatkan kewaspadaan, serta untuk memelihara kesehatan pilot. Aplikasi itu dikembangkan dari isi Buku Panduan Praktik Pengelolaan Fatigue bagi Penerbang yang tersedia di Google Books. Untuk menerjemahkan konsep manajemen fatigue itu menjadi sebuah aplikasi, para dosen itu menggandeng Garuda Indonesia Training Centre (GITC).

Kini, aplikasi FRAMES tersedia di Google Play Store dan dapat diunduh secara gratis di Android dengan nama Frame Aviation. Program itu bersifat self-assessment yang dapat diakses langsung oleh setiap pilot.

 

Fungsi Screening Aplikasi FRAMES

Fitur screening pada FRAMES memiliki tiga fungsi. Yang pertama untuk mendeteksi fatigue pilot ada di tahap kronis atau tidak. Fungsi kedua adalah untuk mendeteksi aktivitas fisik. Sedangkan yang terakhir untuk menilai kualitas tidur. Hasil screening yang diputuskan melalui diskusi dan tinjauan literatur itu digunakan untuk menakar chronic fatigue karena memiliki dampak berbahaya.

Menurut Retno Wibawanti, kuesioner yang digunakan dalam peninjauan itu sudah tervalidasi dan didiskusikan oleh para pakar. Pilot dapat mengisi kuesioner ini 30 hari sekali, dan hasilnya akan dimunculkan dalam bentuk grafik.

“Jika kita menilai 24 jam sebelum pilot bertugas sebenarnya bisa saja, namun yang ingin kita nilai dalam 30 hari,” kata dia.

Menurut Retno, FRAMES dapat dioptimalkan melalui kerja sama antara organisasi dan maskapai, bahkan bisa dijadikan prosedur tetap di maskapai. Oleh karena itu, perlu interaksi dan kolaborasi antara manajemen pilot, maskapai, regulator seperti Kementerian Perhubungan, dan pemangku kepentingan lain.  

Ketua Umum Ikatan Pilot Indonesia, Bambang Adisurya Angkasa, menyebut fatigue sangat berdampak pada profesi di bidang penerbangan. Kondisi itu disebabkan jadwal penerbangan yang padat, perbedaan zona waktu, serta tekanan kerja yang tinggi. Akibatnya adalah penurunan kewaspadaan, reaksi yang lambat, serta penurunan kinerja kognitif. Bila fatal, fatigue bisa memicu kesalahan pilot dan kecelakaan pesawat.

“Manajemen fatigue sangat penting dalam penerbangan untuk memastikan pilot dapat menjaga kewaspadaan dan kinerja optimal mereka,” kata Bambang. “Pengelolaan fatigue menjadi tanggung jawab setiap individu, sehingga aplikasi FRAMES dapat menjadi assessment awal terkait sejauh mana kondisi kita dalam menjalankan tugas penerbangan.”

Irsyan Hasyim

Menulis isu olahraga, lingkungan, perkotaan, dan hukum. Kini pengurus di Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta, organisasi jurnalis Indonesia yang fokus memperjuangkan kebebasan pers.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus