Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Digital

Google Andalkan AI untuk Pengamanan Platform Selama Satu Dekade

Penggunaan AI untuk pengamanan miliaran data pengguna Google.

24 Oktober 2024 | 12.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Google Cloud. cloud.google.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Singapura - Director Office of the CISO Google Cloud Asia-Pacific, Mark Johnston, mengatakan sistem Google Cloud telah mengandalkan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan selama satu dekade. Penggunaan AI juga menyesuaikan setiap waktu dan kemampuannya, serta memungkinkan memberi pelayanan perlindungan terhadap miliaran pengguna Google secara gratis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Kami memiliki banyak pengalaman dalam menerapkan pembelajaran mesin dalam skala besar untuk melindungi miliaran pengguna di seluruh platform kami,” kata Steve saat presentasi di Kantor Google, Singapura, Rabu, 23 Oktober 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berdasarkan data yang disampaikan Mark, selama satu dekade Google Workspace telah memblokir 100 pesan spam yang menghampiri pengguna setiap hari melalui Google Mail (Gmail). Perangkat untuk membantu pemblokiran menggunakan TensorFlow.

Kemudian 99,9 persen upaya kejahatan digital atau phishing diblokir oleh Gmail. Google Play Protect juga berperan, yaitu dengan memindai lebih dari 200 juta aplikasi setiap harinya dengan pembelajaran mesin untuk mendeteksi dan memblokir konten atau perilaku berbahaya.

“Serta 515 ribu aplikasi berbahaya terdeteksi dan diblokir oleh pemindaian waktu secara nyata atau real-time,” tulis dokumen data yang disampaikan Mark.

Google memiliki tiga pilar keamanan dan AI yang fokus diterapkan, yaitu ancaman AI, keamanan yang digerakkan AI, dan mengamankan AI secara dasar. Dengan demikian, Google berkomitmen untuk bermitra dengan industri dan pemerintah dalam memerangi dan mendeteksi masalah keamanan data dalam skala besar.

Ancaman nyata yang selalu ada potensinya adalah kejahatan digital seiring maraknya penggunaan AI untuk berbagai kepentingan. Google ingin memperluas dan tidak hanya memperkuat deteksi itu, tetapi juga kemampuan untuk berbagi dan mengintegrasikan serangan dalam skala besar.

Sehingga, kata Mark Johnston, Google dapat melindungi melalui berbagi intelijen pendeteksi ancaman, seperti kemitraan dan menciptakan peluang untuk membangun keamanan ke dalam platform. “Salah satu kekuatan signifikan yang dimiliki Google, yaitu kami memiliki rencana dan skala komputer yang sangat terintegrasi yang menghadirkan kepatuhan, teknologi, dan standar keamanan secara global dan konsisten,” ucapnya.

M. Faiz Zaki

M. Faiz Zaki

Menjadi wartawan di Tempo sejak 2022. Lulus dari Program Studi Antropologi Universitas Airlangga Surabaya. Biasa meliput isu hukum dan kriminal.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus