Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Nuon Digital Indonesia menyatakan terus berkomitmen kolaborasi antara industri gim lokal dengan pemerintah. CEO Nuon, Aris Sudewo, mengatakan langkah ini sebagai upaya gim lokal bisa bersaing dengan gim luar negeri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Dengan potensi talenta yang kita miliki, saatnya gim lokal tampil sebagai kekuatan utama dalam ekonomi kreatif Indonesia,” kata Aris dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 8 Oktober 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Aris mengatakan saat ini ekosistem gim nasional masih didominasi oleh produk luar negeri. Gim lokal hanya menguasai 0,5 persen dalam negeri, sedangkan 99,5 persennya adalah produk gim luar negeri.
Nuon percaya bahwa Indonesia memiliki potensi besar di sektor gim dan itu perlu dukungan kuat pemerintah.
Sebelumnya, Nuon menyelenggarakan acara Main Bareng (Mabar) gim lokal usai mengikuti Rapat Koordinasi Implementasi Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2024 tentang Percepatan Pengembangan Industri Gim Nasional di Gedung Sasana Bhakti Praja, Kementerian Dalam Negeri, Jakarta Pusat.
Acara ini, Senin 7 Oktober 2024, merupakan bagian dari kampanye Ayo HARGAI bertajuk “Bangga Main Gim Lokal” dan menjadi sorotan penting dalam upaya memperkuat ekosistem gim dalam negeri.
Acara tersebut dihadiri antara lain Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno, kepala daerah dan anggota asosiasi gim lokal.
"Acara ini adalah bagian dari upaya kami untuk membangkitkan kebanggaan terhadap karya anak bangsa sekaligus memperkuat pondasi industri gim nasional bersama para pemangku kepentingan,” ujar Aris.
Aris menyebut Mabar gim lokal itu sebagai simbol kolaborasi antara pemerintah dan pelaku industri untuk mengubah dinamika pasar.
“Kita tidak hanya berbicara tentang industri gim sebagai sebuah kegiatan hiburan saja, tetapi soal mendorong peningkatan ekonomi kreatif yang dapat menjadi salah satu pilar utama pertumbuhan ekonomi nasional,” tutur Aris.