Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pengecasan ponsel kian canggih dengan menggunakan wireless charging. Tak lagi eksklusif di gadget kelas flagship, pengisian daya tanpa kabel tersebut sekarang juga merambah gawai lini mid range. Penyematan fitur futuristik ini, selain mempermudah hidup, juga menambah kesan modern. Namun di sisi lain, tentu ada kekurangannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Wireless charging adalah proses pengisian daya listrik pada perangkat bertenaga baterai tanpa memerlukan sambungan kabel. Teknologi ini disebut juga pengisian daya induktif lantaran energi listrik ditransmisikan menggunakan gelombang elektromagnetik. Karena itu, pengisian daya mengharuskan perangkat kontak fisik dengan bantalan pengisi daya konduktif yang terhubung langsung ke listrik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut kelebihan dan kekurangan wireless charging:
Kelebihan
1. Futuristik dan lebih mudah digunakan
Pengisian daya nirkabel memberikan kesan modern layaknya menggunakan teknologi masa depan. Tanpa perlu repot-repot mencolokkan jack ke perangkat, pengguna cukup meletakkannya di papan pengisi daya. Ucapkan selamat tinggal pada drama kabel terlilit atau jack port tidak masuk dengan benar.
2. Steker dan soket pengecasan lebih awet
Tak sedikit kasus pengguna mengeluhkan ponselnya tidak dapat diisi ulang akibat steker maupun soket pengecasan pada perangkat mereka aus alias rusak. Hal ini acap terjadi karena intensitas penggunaan yang terbilang sering. Apalagi mengecas ponsel merupakan rutinitas sehari-hari. Dengan wireless charging, port maupun jack pengecasan akan lebih awet.
3. Minim korsleting
Meskipun jarang, kasus ponsel terbakar atau meledak saat dicas tentu membuat pengguna waswas. Kondisi ini bisa terjadi salah satunya disebabkan korsleting listrik saat pengecasan. Pada pengecasan dengan kabel, arus pendek dapat berdampak langsung pada ponsel yang dicas. Sementara dengan wireless charging, risiko ini dapat dikurangi karena menggunakan induksi elektromagnetik.
Kekurangan
1. Tidak fleksibel
Karena medan elektromagnetik cepat meluruh di udara, teknologi pengisian nirkabel umumnya memiliki jarak yang sangat kecil, yakni hanya 3-8 milimeter. Sebab itu, perangkat harus menempel di papan pengecasan agar proses pengisian daya dapat berjalan efektif. Kondisi ini membuat wireless charging kurang fleksibel terutama jika ingin menggunakan ponsel sembari dicas.
2. Pengecasan lambat
Dewasa ini vendor ponsel berlomba-lomba menghadirkan teknologi pengecasan kabel super cepat. Pengisian 30 sampai 60 watt kekinian adalah hal lazim, terutama di ponsel lini menengah. Bahkan beberapa vendor telah memperkenalkan pengecasan 100 hingga 200 watt, yang memungkinkan pengecasan kurang dari satu jam.
Pada pengecasan wireless charging, pengecasan cepat masih menjadi tantangan. Meskipun beberapa pabrikan telah memperkenalkan pengecasan tanpa kabel 30 watt, sejauh ini penerapannya masih jarang. Sehingga pengisian daya menggunakan teknologi elektromagnetik masih kalah jauh dibandingkan dengan yang konvensional.
3. Radiasi
Pengisian daya nirkabel ternyata menghasilkan gelombang elektromagnetik. Gelombang radiasi ini umumnya berada pada rentang frekuensi puluhan hingga ratusan MHz. Meskipun tidak menimbulkan banyak bahaya pada tubuh manusia, namun tetap jauh lebih berbahaya dibandingkan pengisian daya dengan kabel.
4. Mahal
Kepala pengisi daya dan ponsel dengan teknologi wireless charging memerlukan tambahan komponen baik koil pengisi daya maupun sirkuit perlindungan terkait. Pada saat yang sama, rangkaian gelombang frekuensi tinggi diperlukan untuk memenuhi kompatibilitas elektromagnetik, sehingga harga keseluruhannya lebih tinggi daripada pengisian kabel tradisional.
TECHOPEDIA | BLACKVIEW.HK
Pilihan Editor: 5 Daftar HP dengan Wireless Charging, Ada Samsung hingga Xiaomi