Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Digital

Konsep Smart City Ibu Kota Baru Menurut Pakar ITB

Untuk di ibu kota baru, smart city harus direncanakan sejak awal, jangan nanti setelah banyak persoalan.

31 Agustus 2019 | 05.31 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Rancangan konsep Ibu Kota baru di Kalimantan. Foto: Dok. Kementerian PUPR

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah membuat beberapa konsep untuk diterapkan di ibu kota baru pengganti Jakarta, misalnya green atau ramah lingkungan, forest city atau kota di dalam hutan, juga smart city.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Untuk di ibu kota baru, smart city harus direncanakan sejak awal, jangan nanti setelah banyak persoalan,” kata Suhono Harso Supangkat dari Pusat Inovasi Kota dan Komunitas Cerdas ITB baru-baru ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Suhono, kesiapan kota cerdas tergantung dari kota, otoritas, dan masyarakatnya. Konsep itu menyangkut sumber daya manusia, tata kelola, dan integrasi. “Perencanaannya secara komprehensif, memakai teknologi sederhana untuk mengantisipasi masalah keseharian seperti banjir, macet, dan lainnya,” ujarnya.

Perencanaan kota pintar segaris dengan perencanaan makro, biasanya dengan menambahkan parameter cerdas. “Suatu kota itu cerdas kalau sudah aman, nyaman untuk tujuan kota dibangun,” kata Suhono.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro mengatakan smart city diharapkan bisa menjadikan kota di Indonesia berkelanjutan. “Tapi jangan bicarakan teknologinya sebagai yang nomor satu,” katanya. Teknologi menurutnya hanya alat untuk dipakai.

Penerapan solusi kota cerdas yang diharapkan harus punya tiga karakter, yaitu inovatif, terintegrasi, dan berkelanjutan. Sebelum sampai menuju kota cerdas, ujarnya, harus dipastikan dulu pelayanan dasar ke masyarakat terpenuhi.

 “Jangan terlalu euforia dengan teknologi dan kecanggihannya ketika air bersih belum merata, sanitasi masih jelek, pendidikan masih ketinggalan, ketika kesehatan masyarakat masih jadi isu,” kata dia.

ANWAR SISWADI

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus