Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Digital

Mengenal Sejarah Kelereng dan Tradisi Lomba Balap Kelereng saat Agustusan

Lomba balap kelereng merupakan tradisi yang diselenggarakan untuk merayakan HUT Kemerdekaan RI

27 Juli 2023 | 10.24 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Seorang warga negara asing mengikuti lomba lari kelereng dengan sendok saat perayaan kemerdekaan di Jalan Jaksa, Jakarta, 17 Agustus 2016. Lomba yang diadakan antara lain: Balap karung, lari kelereng, ambil koin dan lain-lain. TEMPO/Amston Probel

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Lomba balap kelereng adalah salah satu lomba yang banyak dimainkan saat merayakan HUT Kemerdekaan RI. Lomba balap kelereng sudah dilakukan sejak jaman dahulu, namun masih tetap lestari hingga saat ini. Lomba tradisional ini dapat dimainkan oleh berbagai kalangan usia mulai dari anak-anak, remaja hingga dewasa.

Dilansir dari dspace.uii.ac.id, permainan bala kelereng dimainkan dengan cara berlari atau berjalan cepat sambil menggigit bagian ujung sendok yang membawa kelereng. Permainan yang identik dengan Agustusan ini biasanya diikuti lebih dari dua orang atau sekurang kurangnya dua orang. Peraturan permainan sangat sederhana, pemain tidak boleh menyentuh sendok, dan harus berhsil membawa kelereng ke garis finis.

Hal unik dari permainan ini adalah pemain dinyatakan kalah, bila terdapat pemain lain yang sampai garis finis terlebih dahulu. Tak hanya itu, pemain yang menjatuhkan kelereng juga dinyatakan kalah.Pemain balap kelereng ini harus berkonsentrasi dan berhati–hati dalam membawa sendok tersebut agar tidak jatuh dan gugur.   

Dalam praktiknya, balap kelereng merupakan modifikasi dari lomba jalan cepat yang diberi tantangan lebih sulit yaitu sambil menggigit sendok yang membawa kelereng dan harus dijaga jangan sampai jatuh. 

Adapun kelereng merupakan mainan yang sudah ada sejak era Mesir Kuno tepatnya tahun 3.000 sebelum masehi dan masih terbuat dari batu atau tanah liat. Pada masa Romawi, kelereng juga sudah dimainkan bahkan menjadi salah satu bagian dari festival Saturnalia yang diadakan menjelang natal.  

Permainan kelereng ini kemudian beredar ke daerah lain seperti Amerika dan Eropa. Pada abad ke 12, kelereng disebut dengan bille di Prancis yang berarti bola kecil. Sedangkan di Belanda disebut dengan knikkers dan di Inggris disebut dengan marbles. Hingga pada abad ke 16 sampai 19 kelereng masuk ke negara - negara Asia, dan dimainkan diseluruh penjuru nusantara. 

Mengutip dari indosport.com, selain dapat menghibur dan memeriahkan peringatan HUT Kemerdekaan RI, permainan lomba balap kelereng ini memiliki banyak manfaat seperti melatih kemampuan motorik, kemampuan berpikir, konsentrasi, ketekunan, hingga melatih jiwa sportifitas. 

Pilihan Editor: 5 Permainan Tradisional Anak yang Mulai Ditinggalkan Gen Z

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus