Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kecelakaan kereta api di Kecamatan Cikuya, Cicalengka, Kabupaten Bandung diduga imbas dari sinyal dan kondisi jalur yang melengkung. Dugaan tersebut disampaikan oleh beberapa ahli yang diberitakan Tempo, salah satunya Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi atau Instan, Deddy Herlambang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kecelakaan kereta di Cicalengka terjadi pada Jumat 5 Januari 2024, sekira pukul 06.03 WIB. Kecelakaan melibatkan dua kereta, KA Turangga dengan Kereta Lokal Bandung Raya. Pengamat menilai bahwa kecelakaan diduga akibat human error atau kesalahan manusia. Dalam konteks kecelakaan kereta di Cicalengka, diduga akibat kesalahan membaca atau memahami sinyal kereta api.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat kereta api beroperasi, terdapat beberapa kode yang mengarahkan masinis (pengemudi kereta api). Kode tersebut bertujuan untuk memberikan perintah kapan harus berhenti dan melaju, sebab kereta api tidak sama dengan kendaraan lainnya yang bisa berhenti atau berputar arah dengan mudah.
Situs resmi Kereta Api Indonesia atau KAI mencatat bahwa sinyal dan telekomunikasi memiliki peran vital dalam perjalanan kereta api, baik untuk jalur tunggal maupun ganda. Sinyal berfungsi untuk mengamankan kereta api yang hendak masuk stasiun, di stasiun atau pun ketika keluar stasiun.
Sinyal untuk pengoperasian kereta telah digunakan sejak tahun 1867. Semula penempatan sinyal diletakkan di pinggir jalur kereta, tujuannya sebagai penanda bahwa kereta api yang lain telah memasuki stasiun. Hal tersebut sangat penting untuk memberikan informasi kepada masinis, perohal mobilitas di jalur.
Seiring berkembangnya teknologi dan peralatan, sinyal pada kereta api terus berbenah. Pelbagai macam sinyal yang pernah dipakai di Indonesia diantaranya sinyal tebeng, krian, alkmaar, siemens & halske dan sinyal elektrik.
Sinyal Tebeng
Sinyal yang pertama kali digunakan pada kereta api adalah sinyal tebeng, bentuknya berupa piringan berwarna merah yang ditempatkan pada as vertikal yang dapat diputar. Pemutar arah tebeng memakai kawat tarik yang dihubungkan dengan tempat kerja pengendali lalu lintas di stasiun. Semula sinyal mode ini menggunakan handel kayu, kemudian diganti dengan besi.
Kendati demikian, sinyal tebang memiliki banyak kekurangan. Sebab itu kini sudah jarang dipakai akibat terlalu kuno. Berbagai pembaharuan bahkan telah dilakukan pada mode sinyal tebeng tersebut. Pada momen pembaharuan ini pula muncul sinyal baru dengan nama sinyal krian, karena dipakai pertama kali di Stasiun Krian.
Sinyal Krian
Sinyal Krian memiliki peralatan yang berbeda dengan sinyal tebeng, perbedaan yang paling mencolok di bagian penguncian. Sinyal krian ditambahkan alat penguncian sendiri agar lebih aman dan membuat tiang sinyal lebih tinggi.
Pembaharuan yang dilakukan pada sinyal krian turut meningkatkan frekuensi perjalanan kereta api kala itu. Namun pada tahun 1910-an, sinyal krian dianggap tidak efektif lagi, sebab teknologi sudah mulai berkembang dan sinyal krian dianggap tidak terlalu aman.
Sinyal Alkmaar
Pergantian dari sinyal krian menuju sinyal baru yang memakai teknologi lebih aman, dinamakan sinyal alkmaar. Sinyal alkmaar terdiri dari dua buah lengan ayun yang berjalan sejajar atas hingga bawah, pengendaliannya dilakukan melalui rumah sinyal.
Pengoperasian sinyal alkmaar melalui rumah sinyal pada masa itu disebut-sebut telah canggih, sebab tuas yang sebelumnya mengatur sinyal, telah berada di dalam rumah sinyal. Tentunya pergerakan sinyal akan lebih mudah dan bisa dilakukan dalam waktu yang sama untuk jalur lainnya.
Sinyal Siemens & Halske
Sinyal tipe ini adalah perkembangan lebih lanjut dari sinyal alkmaar. Sinyal siemens & halske mampu mengatur perjalanan kereta api dalam satu petak atau antar dua stasiun. Caranya dengan menambahkan sebuah pesawat blok dengan tipe mekanis dan semi otomatis.
Sinyal Elektrik
Mayoritas kereta api di Indonesia saat ini sudah menggunakan sinyal elektrik, semisal vital processor interlocking, solid state interlocking, westtrace dan system interlocking len.
Disadur dari situs resmi Kementerian Perhubungan, sinyal elektrik adalah isyarat lampu seperti halnya lampu lalu lintas. Tujuannya untuk mengatur lalu lintas di kereta api, kapan harus berangkat dan memasuki stasiun.
Sinyal elektrik terdiri dari berbagai kode, misalnya sinyal berangkat yang terbagi menjadi tiga aspek, hijau untuk berjalan, kuning untuk hati-hati dan merah untuk berhenti.
Dalam pengoperasian persinyalan kereta api, terdapat petugas pengatur perjalanan kereta api. Mereka bertugas mengoperasikan perjalanan dimulai dari stasiun keberangkatan, bersilang, bersusulan dan berhenti di stasiun tujuan. Seluruh pengoperasian ini diatur pula berdasarkan grafik perjalanan kereta api.
Pilihan Editor: Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Klaim Alumni Unhas Dukung Prabowo, Panelis Debat Capres dari Unhan
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.