Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Google Chrome terus berupaya meningkatkan keamanan fiturnya untuk menjaga pengguna dari gangguan privasi. Peramban web lintas platform ini kian dominan dan dipakai hampir 70 persen pengguna internet di dunia. Chrome sudah lama menjadi kiblat bagi para pemburu informasi di internet.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari Gizmochina, Rabu, 21 Februari 2024, tingginya tingkat penggunaan Chrome membuat peramban web itu rentan terhadap serangan siber. Pengguna bisa dirugikan akibat aktivitas hacker tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Chrome tidak hanya dipakai oleh pengguna Google saja, namun juga oleh pemakai Mac, Windows, dan iOS. Peramban Google tetap diunduh meski di perangkat mereka yang sebenarnya sudah memiliki peramban bawaan.
Dengan popularitas tersebut, Google diketahui telah mengucurkan investasi jumbo untuk meningkatkan privasi dan keamanan Chrome. Hasilnya berupa pembaruan dan penambahan fitur pengawasan untuk laman pencarian Google.
Bisa Blokir Situs Ilegal
Dengan banyaknya situs di internet, pengguna kerap kesulitan memilih mana yang aman untuk diakses. Kondisi itu lambat laun akan mempengaruhi pengalaman dan keamanan pengguna saat berjelajah di Chrome.
Untuk itu, Google menyiapkan fitur pengaturan baru untuk mengontrol akses jaringan khusus pada sistem penjelajahan atau pencarian. Dengan skema anyar ini, Chrome memperkuat verifikasi dengan menyampaikan pemberitahuan kepada pengguna bahwa jaringan yang mereka akses tidak aman.
Peningkatan keamanan ini tersedia untuk semua versi Google Chrome, baik di smartphone, laptop, serta gawai sejenisnya. Kemampuan Chrome untuk mendeteksi jaringan yang tidak aman dan memblokirnya—sesuai kesepakatan dengan pengguna—diyakini bisa mewujudkan lingkungan digital yang semakin nyaman bagi pengguna.
GIZMOCHINA
Pilihan Editor: Jarang Disorot, Ternyata Ini Pesawat yang Dipakai untuk Modifikasi Cuaca Saat Banjir Demak