Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Digital

Pengamat Soroti Penggunaan AI di Iklan Makan Bergizi Gratis Komdigi

Alfons Tanujaya menyoroti penggunaan AI dalam pembuatan iklan Makan Bergizi Gratis oleh Kementerian Komdigi.

20 Februari 2025 | 19.01 WIB

Pengguna menunjukan video kampanye program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dibuat oleh Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) dari akun instagram Menteri Komdigi Meutya Hafid di Bogor, 17 Februari 2025. Tempo/Bintari Rahmanita
Perbesar
Pengguna menunjukan video kampanye program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dibuat oleh Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) dari akun instagram Menteri Komdigi Meutya Hafid di Bogor, 17 Februari 2025. Tempo/Bintari Rahmanita

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat dan praktisi keamanan siber dari Vaksin.com Alfons Tanujaya menilai penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam pembuatan iklan program Makan Bergizi Gratis (MBG) oleh Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) tidak masalah selama menerapkan prinsip efisiensi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

“Kalau Komdigi menggunakan AI untuk membuat video Makan Bergizi Gratis harusnya tidak masalah. Ini malah menunjukkan adanya adopsi penggunaan artificial intelligence,” ujar Alfons ketika dihubungi Tempo, Kamis, 20 Februari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Alfons menegaskan bahwa AI seharusnya digunakan untuk tujuan yang positif dan tidak semestinya dianggap sebagai sesuatu yang berbahaya. “Jadi kita tidak bisa menganggap bahwa AI itu jahat. Justru AI itu harus bisa dipergunakan untuk tujuan yang positif seperti yang dilakukan oleh Komdigi ini,” katanya.

Namun Alfons juga menyoroti bahwa pemanfaatan AI seharusnya diiringi dengan efisiensi dalam penggunaan anggaran dan sumber daya manusia. Menurut dia, jika sudah memakai AI, maka kebutuhan tenaga kerja dalam produksi video seharusnya bisa berkurang. 

“Kalau sudah menggunakan AI harusnya Komdigi bisa lebih efisien, jadi tidak terlalu membutuhkan karyawan yang banyak karena sudah dilakukan oleh AI. Artinya biaya untuk membuat video seperti MBG ini tidak perlu dikeluarkan lagi budgetnya,” kata Alfons. 

Alfons mempertanyakan transparansi anggaran dalam proyek tersebut. Dia mengingatkan bahwa AI seharusnya digunakan untuk penghematan, bukan sekadar untuk gaya-gayaan. 

Terkait kritik terhadap kurangnya keterlibatan animator lokal dalam pembuatan video MBG, Alfons menilai itu isu berbeda dengan penggunaan AI. Namun dia berpendapat seharusnya pemerintah mengutamakan animator lokal.

Sebelumnya, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria menilai iklan program MBG buatan Kementerian Komdigi yang memanfaatkan AI adalah bentuk kreativitas. Pernyataan itu dia sampaikan merespons kritik terhadap penggunaan AI dalam iklan buatan pemerintah yang dianggap tidak menghargai para animator.

“Itu kan bagian dari kreativitas ya, bagian dari kreativitas. Saya kira tidak ada salahnya menggunakan artificial intelligence itu untuk pekerjaan-pekerjaan kreatif gitu ya,” kata Nezar di kantornya, Jakarta, Senin, 17 Februari 2025. 

Nezar berpendapat saat ini penggunaan kecerdasan buatan bukan sesuatu yang aneh dan ini sudah umum digunakan dalam berbagai kegiatan, termasuk untuk periklanan. Iklan Komdigi, katanya, hanya salah satu dari banyaknya industri yang menggunakan iklan AI. Selain itu, Komdigi juga menggunakan kreativitas animator asli.

Dede Leni berkontribusi dalam tulisan ini. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus