Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pengembang game Pokemon Go, Niantic, bekerja sama dengan perusahaan pembayaran digital Fold untuk merilis pengalaman augmented reality (AR), di mana pemain bisa mendapatkan bitcoin di lingkungan virtual yang digambarkan perusahaan sebagai ‘metaverse dunia nyata’.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pengalaman tersebut tersedia bagi pengguna aplikasi Fold untuk bermain dalam versi beta, dan memungkinkan mereka mendapatkan bitcoin dan manfaat dalam aplikasi dengan menjelajahi lingkungan fisik mereka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
CEO Fold Will Reeves menerangkan, hadirnya metaverse dunia nyata merupakan cara termudah dan paling menyenangkan untuk mendapatkan bitcoin pertamanya. “Siapa pun dapat menggunakan aplikasi kami untuk mendapatkan Bitcoin dengan menjelajahi dunia di sekitar mereka,” ujar dia, Rabu, 24 November 2021.
Di dalamnya, alih-alih menemukan makhluk langka di dunia sekitar, seperti Pokemon, pengguna Fold akan dapat menemukan dan mengumpulkan bitcoin dan hadiah lainnya di sekitar mereka, berkat teknologi platform AR Niantic. Setiap 10 menit, blok baru yang berisi hadiah baru dijatuhkan di sekitar pemain.
Setelah blok diklaim, pengguna mendapatkan Satoshi, sejenis mata uang kripto, di samping hadiah dalam aplikasi lainnya. Ada unsur keberuntungan yang terlibat di sini karena pengguna bisa kehilangan kemenangan bitcoin, jika misalnya menemukan 'pil racun'.
“Bagi kami, selalu penting untuk membuat partisipasi dalam ekonomi bitcoin menjadi mudah bagi siapa saja, terlepas dari pendidikan atau keahlian teknis,” kata Reeves.
Mereka yang tertarik untuk mencoba fitur ini tidak harus memiliki kartu Fold untuk memainkan permainan, meskipun pemegang kartu akan diberikan dorongan dan hadiah tambahan. Setelah game sepenuhnya dirilis, pelanggan juga dapat menyembunyikan dan memperdagangkan bitcoin yang sudah dihasilkan.
Visi pengembang Pokemon Go untuk metaverse sangat berbeda dari yang dipromosikan oleh Facebook alias Meta, yang bertujuan untuk menghubungkan pengguna di virtual reality (VR). Founder dan CEO Niantic John Hanke sebenarnya menerbitkan unggahan di situs resminya awal tahun ini yang mengatakan pendekatan ini bergantung pada VR.
“Visi kami melibatkan pembuatan peta AR dunia yang terus berkembang untuk membuat dunia nyata menjadi hidup dengan informasi dan interaktivitas," tutur Hanke saat itu.
Niantic juga sedang bekerja untuk memperluas pengalaman metaverse dunia nyata, didukung oleh investasi terbaru dari Coatue senilai US$ 300 juta (Rp 4,3 triliun). Pendanaan dari Coatue bertujuan untuk memperluas Lightship ARDK, teknologi tambahan Niantic yang mulai melisensikan ke pengembang lain awal bulan ini.
GADGETS NDTV
Baca:
Baru Terpilih, Wali Kota New York Akan Masukkan Kripto ke Kurikulum Sekolah
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.