Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Digital

Kutukan Terbaru Game Live Service

Suicide Squad: Kill The Justice League gagal memenuhi ekspektasi penggemar. Terkubur sistem live service.

1 Maret 2024 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Suicide Squad: Kill The Justice League diharapkan menjadi penerus seri Batman: Arkham, tapi cenderung flop.

  • Mengusung tema yang segar dengan memainkan karakter penjahat melawan superhero yang sudah dikenal selama puluhan tahun.

  • Game Suicide Squad menjadi korban terbaru sistem live service.

Suicide Squad: Kill The Justice League merupakan satu game yang paling dinantikan penggemar DC Universe pada awal tahun ini. Dibuat oleh Rocksteady, Suicide Squad digadang-gadang bisa mengulang kesuksesan Batman: Arkham Asylum (2009), Batman: Arkham City (2011), dan Batman: Arkham Knight (2015). Trilogi video game buatan studio yang berbasis di London itu dianggap sebagai satu superhero game terbaik sepanjang masa, bersanding dengan Spider-Man dari Marvel Universe.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nyatanya, Suicide Squad hanya dimainkan 568 orang di PC pada 23 Februari 2024. Menurut Steam Database, game keluaran Rocksteady dan Warner Bros. Games itu terjun bebas 95 persen dari 13.459 saat debut pada 30 Januari 2024. Sebagai perbandingan, Counter Strike 2 dimainkan 1,3 juta orang di PC per kemarin. Sedangkan Grand Theft Auto V, yang dirilis 11 tahun silam, masih dimainkan 135 ribu orang.

Cerita Game Suicide Squad

Suicide Squad terdiri atas Harley Quinn, Deadshot, Captain Boomerang, dan King Shark. Mereka dikenal sebagai gerombolan penjahat yang diburu oleh para anggota Justice League, kelompok superhero DC Universe, seperti Batman, Superman, The Flash, dan Wonder Woman.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam Suicide Squad: Kill The Justice League, para jagoan Justice League kena cuci otak oleh alien bernama Brainiac. Maka, pemerintah Amerika Serikat meminta Suicide Squad memerangi Batman dkk. 

Harley Quinn dalam Game Suicide Squad. suicidesquadgame.com

Sejatinya, game ini menawarkan tema yang segar. Pemain menggunakan karakter yang selama ini antagonis untuk menghadapi tokoh yang selama puluhan tahun dikenal sebagai pahlawan super. Pemain bisa memilih menjadi Harley Quinn atau tiga karakter lain secara bergantian dalam open world game di Metropolis, kota fiksi di Amerika Serikat yang menjadi rumah Superman.

Satu misi yang mengesankan adalah saat para penjahat ini diburu oleh Batman. Karena game ini merupakan lanjutan dari serial Batman: Arkham Knight, rangkaian serangan yang dilontarkan Batman sama persis seperti dalam game keluaran 2015 itu. Misalnya, di tengah kegelapan, satu per satu anggota Suicide Squad dikepruk oleh Batman yang muncul dari langit-langit.

Melawan anggota Justice League lainnya tak kalah seru. Pemain bisa dibuat frustrasi saat mengejar Flash, melawan struktur-struktur hijau dari Green Lantern yang tidak habis-habis, juga saat dihantam mobil yang dilemparkan oleh Superman.

Di luar pertarungan, game Suicide Squad juga terasa segar. Kelakuan para begundal itu konyol, mirip dalam film The Suicide Squad karya James Gunn pada 2021—di antaranya dibintangi Margot Robbie sebagai Harley Quinn. Obrolan anggota kelompok yang dibentuk secara dadakan itu penuh banyolan, terutama Captain Boomerang. Interaksi Suicide Squad saat berhadapan dengan para pahlawan super di Justice League juga kerap mengundang tawa.

Kritik terhadap Suicide Squad: Kill The Justice League

Game ini menuai banyak kritik karena struktur permainan yang repetitif. Di antara misi-misi melawan anggota Justice League, pemain akan menghabiskan lebih banyak waktu mengalahkan kroco yang begitu-begitu saja. Hal ini merupakan imbas dari sistem gameplay ala player vs everyone (PvE) sehingga Metropolis menjadi kota mati yang dipenuhi alien-alien Brainiac.

Kritik juga dilontarkan pada konsep games as a service (GaaS)—juga dikenal sebagai live service—dalam Suicide Squad. Akhir dari cerita utama dibuat menjadi terbuka untuk memonetisasi game ini lebih lanjut lewat downloadable content (DLC) dan konten musiman lainnya. Walhasil, setelah cerita utama selesai, tidak banyak yang bisa dilakukan oleh para pemain sebelum muncul update selanjutnya.

Suicide Squad menjadi korban terbaru kejenuhan para pemain game dengan judul-judul GaaS. Dilansir dari Game Industry, pada 2023 ada setidaknya enam live service game yang tutup server karena sepi pemain, di antaranya Rumbleverse dan Apex Legends Mobile.

Game Suicide Squad: Kill The Justice League. suicidesquadgame.com

Dilansir dari IGN, Chief Financial Officer Warner Bros. Discovery, Gunnar Wiedenfels, mengatakan performa Suicide Squad tidak seperti yang mereka harapkan. Tanpa menyebutkan angka penjualan, Wiedenfels mengatakan kegagalan Suicide Squad menyulitkan bisnis game Warnes Bros. pada tahun ini.

Sejumlah fan menyamakan Suicide Squad: Kill The Justice League dengan Marvel’s Avengers milik Crystal Dynamics karena keduanya merupakan live service game berlatar superhero. Game keluaran 2020 itu hanya mampu mengeluarkan empat DLC gratis sebelum gulung tikar pada September 2023.

Suicide Squad dijadwalkan mendapatkan konten baru dengan kehadiran The Joker pada Maret ini. Rocksteady juga memberikan bocoran bahwa ada tiga karakter lain yang akan rilis dalam DLC lainnya.

Data Suicide Squad

KRISNA PRADIPTA | GAMES INDUSTRY | IGN
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus