Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

digital

Dua Ratus Jam di Baldur’s Gate 3

Baldur’s Gate 3 menjadi game of the year, mengalahkan banyak judul favorit. Apa yang membuat turn-based RPG game ini menarik?

6 Januari 2024 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Di luar ekspektasi, Baldur's Gate 3 menjadi Game of The Year 2023, menyisihkan banyak judul populer, seperti The Legends of Zelda dan Final Fantasy.

  • Baldur's Gate 3 mengusung konsep turn-based RPG berbasis dadu, mekanisme yang diadopsi dari permainan legendaris Dungeons & Dragons.

  • Hampir setiap pilihan dialog dalam game yang dapat ditamatkan dalam seratus jam ini bisa mengubah jalan cerita.

Baldur’s Gate 3 menjadi bintang paling terang di dunia game setelah menjadi Game of The Year 2023 dalam The Game Awards—perhelatan yang dianggap sebagai The Academy Awards dalam industri game—pada 7 Desember 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Game besutan Larian Studios di Belgia ini juga memborong piala di kategori Best RPG Game, Best Performance, Best Community Support, Best Multiplayer Game, plus aktor Neil Newbon yang menyabet Best Performance. Deretan penghargaan ini tidak main-main karena 2023 bisa dibilang sebagai masa panen game atas, dari The Legend of Zelda: Tears of the Kingdom, Final Fantasy XVI, Starfield, Marvel's Spider-Man 2, hingga Alan Wake 2.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lantas, mengapa Baldur's Gate 3 yang menang? Alasan pertama adalah sisi keunikan. Kemajuan teknologi game membuat tren mengarah ke permainan atau gameplay yang mengalir. Contoh paling nyata adalah Final Fantasy, yang awalnya bersifat turn-based—dengan masing-masing karakter melakukan aksi secara bergiliran—menjadi cenderung aksi tebas-tebasan alias hack and slash.

Nah, Baldur's Gate 3 mengembalikan permainan peran atau role playing game (RPG) ke khitahnya, yaitu turn-based. Mode permainan ini populer di era Playstation 1 pada 1990-an, seperti Final Fantasy VII dan Chrono Trigger. Lebih jauh, sutradara Swan Vincke mengadopsi penuh sistem permainan Dungeons & Dragons—perintis RPG yang dimainkan di meja, seperti monopoli, yang pertama kali dirilis pada 1974.

Game Baldur's Gate 3. Dok. Playstation

Baldur’s Gate tak lain adalah versi virtual dari permainan legendaris tersebut. Dunianya disebut Faerun, yang diceritakan secara detail dalam Forgotten Realms, bagian dari seri Dungeons & Dragons pada 1987.

Sama seperti Dungeons & Dragons, di Baldur's Gate 3, pemain membuat karakter sendiri. Tidak hanya penampilan fisik, tapi juga memilih latar belakang dan keahlian tokoh utama tersebut. Dalam Dungeons & Dragons, ada pemain yang berperan sebagai Dungeon Master (DM). DM akan bertanggung jawab untuk membuat petualangan dan cerita dalam sesi permainan itu. DM pun bertugas menjadi non-playable character (NPC) yang ditemui oleh para pemain, juga menjadi musuh-musuhnya.

Mekanisme dasar Dungeons & Dragons adalah penggunaan dadu bersisi 20. Dadu ini dipakai untuk berbagai hal, dari berdialog dengan NPC, tawar-menawar dengan pedagang, hingga menebas musuh. DM menetapkan batas angka minimal yang harus didapatkan pemain. Misalnya saat karakter menyerang musuh, angka di dadu harus lebih besar daripada angka pertahanan musuh. Jika angka yang keluar lebih kecil, serangannya gagal.

Jika hanya membaca, mekanisme ini terkesan membosankan. Namun justru kocok dadu itu yang menjadi satu sumber keasyikan dalam bermain Baldur's Gate 3. Gameplay ini membuat tiap pemain mendapatkan pengalaman yang berbeda dengan pemain lain, meski menggunakan karakter dengan kemampuan yang sama persis. Semua tergantung kocokan dadu.

Di luar soal nasib-nasiban tersebut, keseruan memainkan Baldur’s Gate 3 bersumber dari banyaknya hal yang bisa dilakukan pemain. Berbeda dengan game lainnya, Baldur’s Gate 3 memungkinkan pemain mempengaruhi dunia game dengan berbagai cara. Contohnya, untuk membuka pintu yang terkunci, pemain bisa mencuri anak kuncinya dari musuh, membobol dengan lock pick, menghajar dengan kapak, sampai membakarnya dengan api. Setiap pilihan ada konsekuensinya. Menggebrak pintu, misalnya, menimbulkan kegaduhan dan membuat musuh datang beramai-ramai. Bandingkan dengan game kebanyakan yang menuntut kita berputar-putar berjam-jam demi mendapatkan kunci pintu yang kita lewati pada awal permainan.

Secara naratif, Baldur’s Gate 3 juga jempolan. Setiap karakter dan misi mengandung cerita yang mendalam. Setiap dialog dilengkapi dengan suara dan tangkap gerak (motion capture) aktor. Larian mengklaim terdapat 1,5 juta kata dalam dialog-dialog di sepanjang game tersebut. Hampir setiap pilihan dialog kita berpengaruh pada jalan cerita.

Baldur's Gate 3 bercerita tentang sekelompok korban penculikan yang terdampar dan mencari pengobatan dari parasit yang ditanamkan penculik di kepala mereka. Selain lakon utama, kita bisa memilih tiga teman petualangan. Jumlah pendamping enam sampai sepuluh, tergantung cabang jalan cerita. Setiap karakter pendamping itu memiliki cerita serta hubungan yang naik-turun dengan karakter utama. Selama ratusan jam berkeliling di Faerun, kita benar-benar menjadi dekat dengan enam karakter yang mendampingi sejak awal game.

Baldur's Gate 3. Dok. Playstation

Meski banjir penghargaan, tetap saja game ini punya kelemahan. Sejumlah pemain kerap kesulitan memulai multiplayer. Di satu sesi, Tempo membutuhkan delapan kali percobaan plus tiga kali keluar-masuk game sebelum bisa main bareng. Kesulitan ini mengganggu keasyikan bermain bareng peraih penghargaan Best Multiplayer Game di The Game Awards 2023 tersebut.

Sejatinya, saat awal dirilis—Agustus untuk PC dan September untuk PlayStation 5—ada sejumlah kekurangan minor dalam Baldur's Gate 3. Namun Larian Studios bergerak cepat menyisir dan memperbaikinya lewat patch demi patch.

Setelah menamatkannya dalam 200 jam dan kini memainkannya kembali di PlayStation 5, Tempo berkesimpulan bahwa Baldur’s Gate 3 merupakan game yang monumental. Game ini perlu dijadikan sebagai standar dalam pengembangan game berkonsep RPG lainnya, terutama soal interaksi dengan dunia dan dialog berikut konsekuensinya. Kini, sulit untuk memainkan game RPG lain tanpa membandingkannya dengan Baldur’s Gate 3.

KRISNA ADHI PRADIPTA
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus