Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Digital

Tiga Capres soal Teknologi Informasi: Dari Bangun Pabrik hingga Penguatan SDM

Dalam debat kelima Ahad malam, tiga Capres menjelaskan pandangannya soal kedaulatan teknologi informasi.

5 Februari 2024 | 13.53 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ketiga Capres dan Cawapres, Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar (kiri), Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka (tengah) dan Ganjar Pranowo - Mahfud MD (kanan) saling berpegangan tangan usai Debat Kelima Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Minggu, 4 Februari 2024. Debat kelima atau terakhir ini mengangkat tema kesejahteraan sosial, kebudayaan, pendidikan, teknologi informasi, kesehatan, ketenagakerjaan, sumber daya manusia, dan inklusi. TEMPO/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu tema debat kelima calon presiden - wakil presiden di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan Jakarta, Minggu, 4 Februari 2024 malam, adalah soal teknologi informasi. Tema lainnya adalah soal kesejahteraan sosial, kebudayaan, pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, sumber daya manusia, dan Inklusi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Salah satu pertanyaan dari panelis kepada calon presiden adalah soal kedaulatan teknologi informasi yang dinilai terancam karena tingginya ketergantungan pada impor. Pada tahun lalu impor ponsel mencapai Rp 30 triliun, padahal untuk membangun pabrik ponsel sendiri butuh investasi sekitar setengah triliun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menjawab pertanyaan itu, calon presiden Anies Baswedan menyatakan bahwa kemajuan teknologi informasi berkembang sangat pesat dan Indonesia tidak boleh ketinggalan. "Gagasan kita adalah peningkatan kualitas manusia dan inovasi di sektor teknologi informasi. Caranya mendatangkan pakar untuk bisa melakukan alih teknologi bersama," kata kata dia.

Anies akan memprioritaskan investasi teknologi informasi yang didukung dengan reformasi birokrasi dan pemberantasan korupsi. Ia menilai tindakan ini bisa memberikan lebih banyak peluang kerja untuk masyarakat lokal di masa depan. Hal yang tidak kalah penting adalah menyangkut perlindungan atas hak kekayaan intelektual. 

Merespons jawaban Anies, calon presiden Prabowo Subianto mengklaim bahwa solusi yang tepat untuk mengatasi masalah itu adalah dengan cara membangun pabrik ponsel sesegera mungkin. "Kalau saya selalu solutif, kalau memang hanya setengah triliun (biaya bangun pabrik ponsel), ya bangun itu pabrik segera," kata dia.

Prabowo menyinggung soal teknologi yang berkaitan erat dengan kemajuan sumber daya manusia. "Kita harus mendidik anak-anak kita lebih banyak di bidang sains, teknologi, engineering, matematika. Ini sangat mutlak, baru kita bisa bersaing," ucap Prabowo. Bila perlu anak muda Indonesia dikirim ke luar negeri untuk belajar soal itu.

Calon presiden Ganjar Pranowo menyampaikan bahwa industri ponsel sudah ada di Semarang dan harganya bisa lebih murah. Dia menambahkan, kalau mau memajukan manufaktur telekomunikasi dan teknologi informasi, bisa dengan cara menggandeng industri luar negeri namun pabriknya berada di Indonesia.

"Pilihannya adalah bergandengan tangan dengan industri yang ada tapi pabriknya di Indonesia. Kalau kita mau komparasikan, di India pernah dilakukan, sehingga kita bisa melakukan tindakan-tindakan untuk mencapai kemudian tidak terlalu bergantung," kata Ganjar.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus