Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dari Universitas Indonesia Toto Pranoto mengungkap tantangan membuat BUMN unggul yang merupakan salah satu misi dari pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Ganjar Pranowo dan Mahfud MD (Ganjar-Mahfud). Hal itu terungkap dalam dokumen visi dan misi tersebut bertajuk 'Menuju Indonesia Unggul: Gerak Cepat Mewujudkan Negara Maritim yang Adil dan Lestari’.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Mendorong lebih banyak BUMN unggulan untuk bersaing di pasar global dan regional,” tertulis dalam dokumen itu dikutip pada Senin, 23 Oktober 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Salah satu tantangannya, kata Toto, kemampuan human capital dengan international exposure perlu ditingkatkan. “Jadi kemungkinan rekrutmen professional hired sangat dimungkinkan untuk percepatan go internasional,” ujar Toto saat dihubungi pada Senin, 23 Oktober 2023.
Selain itu, secara institusional, kelembagaan pengelola BUMN juga, menurut Toto, harus dipertegas. Apakah ujungnya akan berbentuk superholding seperti Khazanah Malaysia atau Temasek Singapura. “Yang berorientasi bisnis sepenuhnya atau masih akan berbentuk birokrasi seperti Kementerian BUMN saat ini,” tutur Toto.
Dia juga menjelaskan, ide BUMN unggul tu sudah menjadi tantangan kritikal yang dihadapi perusahaan pelat merah itu selama ini. Namun, kondisi itu sudah coba diatasi pemerintahan Presiden Joko Widodo alias Jokowi dengan langkah aksi korporasi berupa pembentukan holding maupun merger beberapa BUMN.
“Tujuannya Indonesia akan memiliki lebih sedikit BUMN namun dengan daya saing yang lebih kuat,” kata dia.
Menurut Toto, kluster BUMN yang bisa didorong untuk orientasi global termasuk sektor mineral dan batubara, Mining Industry Indonesia (MIND ID)—BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia yang beranggotakan PT ANTAM Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Freeport Indonesia, PT INALUM, dan PT Timah Tbk.
Selain itu, ada minyak dan gas, serta energi terbarukan pada PT Pertamina (Persero). Kemudian industri strategis termasuk industri pertahanan, seperti PT Industri Kereta Api (Persero) atau PT INKA, PT PAL Indonesia (Persero), dan Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN), serta sektor jasa periwisata.
“Untuk tujuan tersebut maka industri supporting,” ucap Toto. “Seperti Bank Exim (Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia/ LPEI) juga harus kuat untuk mendukung kebutuhan finansial sektor yang akan going global tersebut.”